Lihat ke Halaman Asli

Dashboard Ada Banyak, Tapi Data Nggak Nyambung: Efektif Nggak Sih?

Diperbarui: 10 Mei 2025   14:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Digital Tablet (Sumber: Freepik.com/rawpixel.com)

Di era digital seperti sekarang, hampir semua instansi---baik pemerintah, swasta, bahkan kampus dan sekolah---punya yang namanya dashboard digital. Tujuannya mulia: memudahkan pemantauan, mempercepat pengambilan keputusan, dan meningkatkan transparansi data. Tapi ada satu masalah yang sering muncul di balik layar canggih itu: datanya gak nyambung.

Yap, dashboard-nya banyak. Ada dashboard kinerja, dashboard keuangan, dashboard monitoring proyek, bahkan dashboard untuk pengaduan masyarakat. Tapi saat dilihat lebih dekat, isinya beda-beda, kadang bertabrakan, bahkan ada yang tidak update sama sekali.

Nah, pertanyaannya: masih efektif gak sih?

Dashboard: Tools Keren, Tapi Bukan Solusi Instan

Sebagai alat visualisasi data, dashboard punya potensi besar. Dia bisa menyulap angka-angka jadi grafik warna-warni yang gampang dibaca. Idealnya, dashboard bikin keputusan bisa diambil lebih cepat dan tepat.

Masalahnya, dashboard hanya sebaik data yang dia tarik. Kalau datanya salah, gak sinkron, atau gak terhubung antar sistem, ya hasil visualisasinya jadi menyesatkan. Ibarat GPS yang belum update, arah yang ditunjukkan bisa bikin kita nyasar.

Banyak Dashboard = Banyak Silo?

Di banyak lembaga pemerintahan dan perusahaan besar, masalah dashboard biasanya bukan pada teknologinya, tapi pada tata kelola datanya. Masing-masing divisi bikin dashboard sendiri, pakai sistem sendiri, tanpa integrasi antarbagian.

Contohnya begini:

  • Divisi A punya dashboard keuangan yang ambil data dari sistem X.

  • Divisi B punya dashboard laporan kegiatan dari sistem Y.

  • Tapi ketika ingin disatukan dalam laporan pimpinan, ternyata datanya gak cocok: satu belum update, satu lagi beda definisi indikator.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline