Lihat ke Halaman Asli

Salsabila Syiar Fisabilillah

Mahasiswa Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia

KKN UPI 2021: Pencegahan Dampak Covid-19 dalam Pembelajaran Jarak Jauh bagi Anak Sekolah

Diperbarui: 31 Juli 2021   02:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada saat ini Indonesia dan dunia sedang menghadapi wabah Corona Virus Disease (COVID-19). Akhir Desember 2019 dunia digemparkan dengan adanya sebuah virus COVID-19 yang mematikan yang pertama muncul di kota Wuhan, Tiongkok. Tidak berselang lama kasus yang sama bermunculan di berbagai belahan dunia lainnya. Di Indonesia, pemerintah resmi mengumumkan bahwa pada 2 Maret 2020 terkonfirmasi pasien yang positif COVID-19. Semenjak itu banyak masyarakat yang juga dinyatakan positif COVID-19

Wabah virus COVID-19 yang semakin meluas di Indonesia menyebabkan Pemerintah menerapkan PSBB dan aturan Work from Home (WFH). Hal tersebut juga diterapkan dalam sistem pendidikan yakni dengan penerapan Pembelajaran Jarah Jauh (PJJ). Sistem PJJ tidak mengharuskan siswa hadir langsung ke sekolah, tetapi pembelajaran dilaksanakan dengan media daring aWabah virus COVID-19 yang semakin meluas di Indonesia menyebabkan Pemerintah menerapkan PSBB dan aturan Work from Home (WFH). Hal tersebut juga diterapkan dalam sistem pendidikan yakni dengan penerapan Pembelajaran Jarah Jauh (PJJ). Sistem PJJ tidak mengharuskan siswa hadir langsung ke sekolah, tetapi pembelajaran dilaksanakan dengan media daring atau online. 

Sistem pembelajaran jarak jauh dilaksanakan oleh peserta didik dan tenaga pendidik dari rumahnya masing-masing. Kegiatan daring ini menuntut kreativitas pendidik dalam menyampaikan materi agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan pendidikan. Dalam menanggulangi hal tersebut, guru dituntut untuk membuat media pembelajaran yang kreatif.

Selain guru, penerapan PJJ juga dirasakan kesulitannya bagi siswa dan orang tua siswa. Siswa harus menghadapi pembelajaran dari smartphone tanpa pendampingan dan penjelasan langsung dari guru. Hal ini menyebabkan siswa merasa jenuh dan kurang memahami esensi materi pelajaran. Orang tua siswa juga tidak semuanya memiliki kemampuan dalam mendampingi pembelajaran siswa di rumah. 

Maka dari itu, dampak pandemi COVID-19 dalam aspek pendidikan sangat luas dan merugikan banyak pihak, contohnya yaitu tiga komponen utama pendidikan seperti guru/pendidik, siswa/peserta didik, dan orang tua sebagai pihak yang berperan aktif selama siswa berada di rumah. Tingkatan sekolah yang sangat membutuhkan perhatian adalah Sekolah Dasar (SD). Hal ini dikarenakan siswa masih berada dalam tahap perkembangan dan membutuhkan bimbingan dalam memahami pembelajaran. 

Selan itu, siswa juga masih membutuhkan pendampingan karena belum mencapai taraf kemandirian. Guru Sekolah Dasar (SD) juga dituntut untuk lebih berkreasi dalam menyampaikan pembelajaran seperti media dan modul yang interaktif dan komunikatif. Tuntutan tersebut tidak berbanding lurus dengan kondisi dan kemampuan pihak yang terlibat untuk menyukseskan pembelajaran daring ini.

Agar dapat mengatasi permasalahan yang dirasakan oleh masyarakat khususnya di bidang pendidikan, maka mahasiswa sebagai pihak yang merupakan bagian dari masyarakat harus menyumbangkan ide dan tenaganya berupa pengabdian demi terciptanya kondisi yang ideal.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline