Lihat ke Halaman Asli

Salmun Ndun

Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Refleksi Minggu I Bulan Keluarga: Keluarga yang Hidup Bergaul dengan Allah

Diperbarui: 5 Oktober 2025   05:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input gambar: youtube.com

REFLEKSI MINGGUI BULAN KELUARGA: KELUARGA YANG HIDUP BERGAUL DENGAN ALLAH

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Dalam kehidupan keluarga masa kini, tantangan iman semakin nyata. Nilai-nilai rohani kian tergerus oleh arus modernitas yang menempatkan materi, kesenangan, dan kenyamanan di atas ketaatan kepada Allah. Banyak keluarga kehilangan arah karena jarang melibatkan Tuhan dalam setiap keputusan dan langkah hidup mereka.

GMIT dalam perenungan minggu ini mengangkat firman Tuhan dari Kejadian 6:9--22 menghadirkan teladan yang kuat melalui kehidupan Nuh dan keluarganya. Di tengah zaman yang bobrok, di mana hati manusia hanya menimbulkan kejahatan semata, Nuh justru tampil berbeda. Ia hidup benar, tidak bercela, dan yang terpenting baginya hidup bergaul dengan Allah.

Belajar dari dunia pada masa Nuh penuh dengan kekerasan, keserakahan, dan penolakan terhadap kehendak Allah, sama seperti dunia yang kita hadapi sekarang. Namun di tengah kegelapan moral itu, Nuh tetap teguh menjaga kemurnian imannya dan membangun hubungan pribadi dengan Allah. Ketaatannya bukanlah hasil tekanan, melainkan lahir dari kasih dan keyakinan bahwa kehendak Allah selalu membawa kehidupan.

Ketika Allah memerintahkan untuk membangun bahtera, Nuh tidak membantah atau menunda. Ia melakukan semuanya tepat seperti yang Allah perintahkan, dan melalui kesetiaannya itu, keluarganya diselamatkan dari air bah. Dari Nuh, kita belajar bahwa keluarga yang bergaul dengan Allah akan tetap berdiri teguh di tengah zaman yang rusak karena mereka menempatkan iman di atas logika, dan ketaatan di atas kenyamanan.

Input gambar: youtube,com

Bagian penting dari ayat-ayat Kejadian 6:9--22 dapat dikelompokkan dalam tiga pokok besar yang saling berkaitan. Pertama, karakter pribadi Nuh (ayat 9-10) menyoroti integritas dan kesetiaannya di hadapan Allah. Nuh disebut sebagai orang benar dan tidak bercela di antara orang sezamannya, serta hidup bergaul dengan Allah. Ini menunjukkan dasar rohani yang kuat bagi seorang pemimpin keluarga.

Kedua, situasi moral dunia dan keputusan Allah (ayat 11-13) menggambarkan kerusakan moral manusia yang membuat bumi penuh kekerasan, sehingga Allah memutuskan untuk mengakhiri kehidupan yang jahat itu. Namun di tengah keputusan ilahi ini, Nuh mendapat kasih karunia, menegaskan bahwa hidup benar di hadapan Tuhan selalu memiliki makna penyelamatan.

Ketiga, perintah Allah dan respons ketaatan Nuh (ayat 14-22) menjadi inti dari narasi ini. Allah memberikan instruksi rinci tentang pembangunan bahtera, dan Nuh melaksanakan semuanya dengan penuh kepatuhan. Ketaatan itu bukan hanya menyelamatkan dirinya, tetapi juga keluarganya. Dari ketiga bagian ini, kita dapat melihat pola iman yang utuh, karakter yang benar, hidup dalam kasih karunia, dan tindakan nyata dalam ketaatan kepada Allah.

Dari konteks bacaan ini, tergambar ada beberapa ciri keluarga yang bergaul dengan Allah, tampak jelas dalam kehidupan Nuh dan keluarganya. Pertama, mereka menjadikan Allah sebagai pusat kehidupan keluarga. Dalam setiap keputusan dan langkah, Allah selalu menjadi acuan utama, bukan keinginan pribadi atau tekanan lingkungan. Keluarga yang menjadikan Allah pusat hidupnya akan menata relasi, pekerjaan, dan pengasuhan anak dalam terang firman-Nya. Dalam rumah seperti ini, doa bukan sekadar rutinitas, melainkan napas kehidupan; firman Tuhan bukan sekadar bacaan, melainkan pedoman dalam setiap tindakan.

Kedua, mereka membangun ketaatan dan kepercayaan total pada firman-Nya. Ketaatan Nuh membangun bahtera meski tanpa tanda-tanda hujan adalah bukti bahwa iman sejati tidak menunggu bukti, melainkan percaya kepada janji. Keluarga yang bergaul dengan Allah akan belajar untuk tunduk pada kehendak-Nya, bahkan ketika itu tampak tidak masuk akal di mata manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline