Lihat ke Halaman Asli

Salmun Ndun

Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain

Jejak Hujan di Pagi Senin September, Bawa Kesejukan dan Ketenangan

Diperbarui: 8 September 2025   13:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Input gambar: dokpri, salah seorang guru menerobos hujan dengan berpayung menuju ruang guru

JEJAK HUJAN DI PAGI SENIN SEPTEMBER, BAWA KESEJUKAN DAN KETENANGAN

*Salmun Ndun,S.Pd., Guru UPTD SMP Negeri 1 Lobalain, Kab. Rote Ndao

Hawa panas telah berlangsung beberapa bulan ini, membuat setiap pagi terasa gerah bahkan sebelum matahari benar-benar meninggi. Pepohonan di sekitar sekolah tampak layu, dedaunan kering berjatuhan, dan udara seakan terperangkap tanpa angin yang menyejukkan. Siswa-siswa yang berangkat ke sekolah sering kali tampak kelelahan karena perjalanan singkat saja sudah membuat keringat bercucuran.

Aktivitas belajar di UPTD SMPN 1 Lobalain pun terkadang terasa berat, sebab ruang kelas dipenuhi hawa pengap yang mengurangi semangat. Semua orang merindukan datangnya hujan, yang mampu menurunkan suhu, memberi kesegaran, sekaligus menghidupkan kembali semangat yang terkikis oleh panas panjang.

Input gambar: dokpri, tampak halaman sekolah UPTD SMPN 1 Lobalain

Pagi ini, doa semua orang seakan dijawab. Terik mentari seperti tertelan, diganti sapaan rintik hujan sejak subuh. Jalanan yang berdebu kini basah, udara panas berubah menjadi sejuk, dan aroma tanah yang terkena air hujan membawa nuansa baru. Para siswa dan guru di UPTD SMPN 1 Lobalain datang ke sekolah dengan berpayung dan berjas mantel, ada yang menggunakan tas sekolahnya untuk melindungi tubuh, sebagian berlari kecil sambil tertawa girang. Hujan turut menenangkan hati, seolah memberi pesan bahwa minggu baru ini patut dijalani dengan tenang dan penuh semangat.

Namun, di balik kesejukan hujan pagi ini, muncul pula sedikit ketegangan yang dirasakan para siswa. Jalanan menuju sekolah menjadi licin, membuat langkah kaki harus lebih berhati-hati dan kendaraan bergerak lambat. Beberapa orang tua yang mengantar anak-anaknya dengan sepeda motor dan tidak bermantel harus berlindung sebentar agar tidak basah.

Ketika jam menunjukkan waktu upacara, hujan masih turun dengan ritme yang stabil, membuat halaman sekolah mustahil digunakan. Rencana pagi ini, pelaksanaan upacara akan dipimpin oleh pembina dari petugas Lantas Polres Rote Ndao, akhirnya tidak terlaksana. Walaupun kondisi cuaca yang ada, namun suasana menjadi begitu damai dengan suara rintik hujan yang menetes di atap seng seolah menjadi musik pengiring alami. Tidak ada yang merasa kecewa karena tidak bisa upacara di lapangan. Sebaliknya, semua merasakan kebersamaan yang hangat di tengah dinginnya hujan, sebuah pengalaman yang justru mempererat rasa syukur di awal pekan.

Aktivitas pembelajaran tetap berjalan normal. Para guru dan siswa merasakan kesejukan, seolah hujan baru telah meniupkan semangat baru ke dalam diri mereka. Suasana kelas yang biasanya terasa gerah pada awal pekan kini berubah sejuk, membuat udara lebih bersahabat untuk belajar. Guru yang masuk kelas pun menyapa dengan senyum hangat, seakan ikut terbawa suasana segarnya hujan. Anak-anak mendengarkan penjelasan pelajaran dengan antusias, beberapa bahkan lebih aktif bertanya dan menjawab.

Input gambar: dokpri, bagian tengah halaman sekolah 

Rintik hujan yang masih terdengar samar di luar jendela menjadi latar harmoni yang menenangkan hati seluruh warga sekolah. Tidak ada lagi keluhan panas atau wajah murung karena lelah, yang ada hanyalah rasa lega, nyaman, dan syukur bahwa pagi Senin ini telah diberkati dengan kesejukan yang membangkitkan semangat menjalankan kegiatan belajar mengajar.

Hujan di pagi Senin ini meninggalkan pesan yang begitu dalam bagi seluruh warga sekolah. Ia mengajarkan bahwa ketenangan tidak selalu lahir dari keadaan yang sempurna, melainkan justru dari situasi yang berbeda dan tak terduga. Rintik yang turun sejak subuh mungkin sempat menimbulkan kekhawatiran, bahkan sedikit kerepotan, namun pada akhirnya justru membawa kesejukan yang meneduhkan hati. Dari kondisi ini, kita semua belajar bahwa semangat tidak akan luntur hanya karena keadaan berubah. Sebaliknya, semangat bisa tumbuh lebih kokoh di tengah rintik hujan yang menetes lembut.

Input gambar: dokpri, tampak seorang guru berpayung sedang berjalan menuju ruang kelas untuk mengajar

Selamat beraktivitas bagi para guru dan siswa UPTD SMPN 1 Lobalain yang selama beberapa waktu ini begitu merindukan datangnya hujan, setelah berbulan-bulan diliputi panas yang menyengat. Semoga rintik hujan yang jatuh tidak hanya sekadar membasahi bumi, tetapi juga menjadi penyejuk hati yang lelah, penyemangat jiwa yang redup, serta pengingat bahwa setiap kesulitan akan selalu berganti dengan kelegaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline