Lihat ke Halaman Asli

salman imaduddin

Komunitas Ranggon Sastra

Anak yang Ditinggal Ayahnya

Diperbarui: 27 Juni 2022   13:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

anak yang ditinggal ayahnya mengutuk nafas para tentara
memaki dunia yang tak mengenalnya
ketika kabar mengiris telinga

gelita malam ini mengantarkan rintik air dari awan lengang malu-malu
rasa keraguan memenuhi udara dingin
betapa tak percaya ia ditinggal selamanya

lalu aku bertanya bisik pada teras sepi
kapankah jeruji mimpi ini terlampaui
bila hati rimba ini tak mereda
terus saja menyimpan dendam tak mungkin terbayar senjata
walau di atap rumah, merdu menderu. tetes-tetes  menyeru teduh, lekas akan tertolak

anak yang ditinggal ayahnya mengutuk nafas para tentara
memaki dunia yang tak mengenalnya
ketika kabar mengiris telinga

di atas ranjang tubuh lunglai rebah tak berkata
menyelisik memoar janji-janji pagi hari, akan pulang sore nanti
Sayang beribu serapah sayang telah meledak ke arah lampu kuning
tangisnya juga telah reda. Lelap menjadi cara istirahat sang duka

anak yang ditinggal ayahnya mengutuk nafas para tentara
memaki dunia yang tak mengenalnya
ketika kabar mengiris telinga

Depok, 27 Juni 2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline