Lihat ke Halaman Asli

Salma Asila

Mahasiswa

Pengalaman Kuliah Selama Pandemi

Diperbarui: 4 Agustus 2022   21:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

3 Januari 2020 di mana awalnya masuk virus covid-19 di Indonesia yang telah mengubah kehidupan semua masyarakat Indonesia. Semua aktivitas kita lakukan secara online (daring), karena di himbau oleh pemerintah untuk saat itu tidak keluar rumah demi memutus mata rantai penyebaran covid-19 yang sudah banyak menelan banyak korban. 

Pada saat itu semuanya berubah mulai dari proses belajar mengajar semula yang dilakukan secara tatap muka bersama teman-teman dan ibu bapak guru berubah dengan menggunakan media online seperti google meet, zoom, wa, google classrom, dan lainnya.

Pada saat itu saya masih duduk di bangku SMA di mana kita sudah mempersiapkan UNBK tiba-tiba ada pemberitahuan bahwa UNBK di tiadakan karena guna untuk menghindari kerumunan ada rasa bahagia karena UNBK di tiadakan dan ada rasa haru karena masih belum menyangka biasanya melakukan aktivitas di luar rumah tiba-tiba diam di dalam rumah tanpa bisa menjalankan silaturahmi secara langsung, dan lebih sedihnya lagi kita sudah persiapkan semuanya untuk acara pisah kenang akan tetapi tidak di perbolehkan oleh kepala sekolah karena untuk menjauhi kerumunan. Sedih sekali rasanya lulus SMA tanpa acara pisah kenang.

Dan september 2020 saya memasuki bangku kuliah salah satu universitas di kota Yogyakarta, melanjutkan pendidikan di kota Yogyakarta adalah impian saya, kota pelajar yang indah dan kota yang selalu istimewa dan di setiap sudutnya memiliki kenangan. 

Pada saat memasuki acara mataf (masa ta'aruf) untuk memperkenalkan seluk-beluk kampus, saya sangat berharap acara tersebut offline karena melihat video kakak tingkat tahun sebelumnya berlangsung offline kelihatan seru, sayang sekali di angkatan kita di lakukan secara online, untuk kebaikan bersama melindungi diri dan orang sekitar dari virus covid-19.

Selama pandemi ini terus berlangsung di seluruh Indonesia juga hampir di seluruh dunia pembelajaran secara online (daring) dianggap menjadi solusi terbaik dalam kegiatan belajar mengajar. Dan sudah di oleh semua instansi pendidikan, namun banyak juga kontraversi dari masyarakat, karena kemampuan teknologi dan ekonomi setiap mahasiwa dan mahasiwi berbeda-beda. Tidak semua mahasiswa dan mahasiswi memiliki fasilitas yang menunjang dalam keadaan belajar jarak jauh. Seperti: koneksi lemah, alat penunjang yang tidak mumpuni, kuota internet yang mahal, dan terkadang terkendala mati lampu.

Seperti yang saya pribadi alami dari awal kegiatan mataf sampai kuliah online terkadang saya mengalami hambatan, pada awal mataf saya terkendala laptop dan akhirnya saya meminjam laptop di sepupu saya, dan kuliah online berlangsung saya terkendala jaringan kurang bagus sehingga banyak materi kadang-kadang tidak jelas dan pernah mati lampu akhirnya saya tidak mengikuti perkulihan online. 

Kuliah secara online (daring) ada kalanya menyenangkan dan kadang sangat membosankan. Karena kuliah online tidak mengharuskan kita bertatap muka secara langsung membuat kita sedikit lebih rileks dalam kegiatan belajar. Namun yang kurang menyenangkan terkadang dalam kemudahan belajar online kita merasa sulit karena kadang susah mengakses e-learning seperti yang saya alami di sebabkan susahnya jaringan.

Seiring berjalannya waktu pandemi semakin berkurang, dari semester 2 kemarin kita sudah melakukan praktikum offline hanya sebagian walaupun tidak semuanya tapi setidaknya bisa bertemu dengan teman-teman dan bisa melihat kampus secara langsung juga melihat indahnya kota Yogyakarta. Semoga pandemi covid-19 segera berakhir, dan melakukan aktivitas seperti seperti sedia kala, proses pembelajaran tatap muka bisa dilaksanakan 100%.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline