Lihat ke Halaman Asli

Farah Salisa

Psychology student

Covid-19? Waspada Boleh, Panik Jangan!

Diperbarui: 10 Juni 2020   23:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

nchcfa.org

medium.com

Di penguhujung tahun 2019, dunia digemparkan dengan kabar yang mengejutkan. Dengan munculnya virus corona yang pertama kali di Kota Wuhan, China. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di China, bahkan menyebar ke negara-negara lainnya termasuk Indonesia. 

Kandi. V, Desalegn. C, Berhanu. G, & Pal. M (2020) mengatakan bahwa corona yang memiliki nama Severe acute respitory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) merupakan jenis baru dari coronavirus yang dapat menyerang siapa saja, baik anak-anak, orang dewasa, maupun lansia. 

Gejala awal yang terkena infeksi virus Covid-19 berupa gejala flu, demam, pilek, batuk, sakit tenggorokan dan sakit kepala. Pada sebagian kasus, corona virus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, akan tetapi, virus tersebut juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat seperti pneumonia.

Indonesia, yang sebelumnya merasa aman karena tidak adanya virus Covid-19 yang muncul di masyarakat. Namun, realita berkata lain, tepat pada Senin 2 Maret 2020 Indonesia pertama kali mengonfirmasi kasus Covid-19 bahwa dua orang indonesia dinyatakan positif terjangkit virus Corona (Ihsanuddin, 2020). 

Semenjak kasus pertama di Indonesia muncul, mulailah setiap hari bertambah kasus-kasus lainnya yang awalnya yang bertambah 50 kasus perhari, meningkat menjadi 100 perhari, 200 perhari, bahkan sampai hari ini kasus sudah meningkat hingga 300 kasus per hari. 

Dilansir dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemkes.go.id) pada 21 Mei 2020, terkonfirmasi kasus Covid-19 di Indonesia sudah berjumlah 20.162 dinyatakan positif, dengan 4.838 dinyatakan sembuh, dan 1.278 meninggal dunia akibat covid-19. Setiap harinya kasus covid-19 di Indonesia terus bertambah. Dengan case fatility rate (CFR) global 6,7 % dan CFR di Indonesia sendiri sudah 6,5 %.

Semakin merebaknya virus Covid-19 tidak hanya menyebabkan gejala dan penyakit fisik saja, namun juga memberikan dampak psikologis bagi siapa saja, tak terkecuali orang yang tidak termasuk ke dalam kategori korban Covid-19 tersebut. 

Ditambah lagi dengan tingkat penyebaran informasi yang cepat serta banyaknya infomasi-informasi yang tidak akurat atau hoax dapat menimbulkan kepanikan dan kecemasan pada masyarakat. 

Sehingga dirasakan perlu adanya cara/langkah untuk mengatasi agar kepanikan dapat terkontrol dan tidak menimbulkan gejala fisik dan psikis lainnya. 

Oleh sebab itu, kewaspadaan menjadi hal utama yang perlu dilakukan, akan tetapi tidak berlebihan sehingga terjadinya kepanikan! "Ingat kita tetap perlu waspada, namun tidak dengan panik". Perlu untuk mengatasi agar kepanikan dapat terkontrol dan tidak menimbulkan gejala fisik dan psikis lainnya.

Dalam wabah apapun, wajar apabila orang merasa tertekan dan khawatir. Respon umum dari orang-orang yang terdampak baik secara langsung maupun tidak langsung berbeda bagi setiap rentang usia. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline