Lihat ke Halaman Asli

Dede Saeful Rohman

Pelajar hebat

Pacaran Sudah Tak Zaman

Diperbarui: 12 Juni 2019   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ketika dihidangkan sebuah diskusi tentang pacaran, apa yang pertama kali terbayang oleh kawan-kawan? Apakah baik, buruk, atau biasa saja? Dalam tulisan saya kali ini, kita akan membahas tentang pergaulan remaja dalam bergaul dengan lawan jenis. Banyak mereka yang berfikir pacaran adalah pola tingkah laku remaja zaman sekarang yang dikaitkan dengan istilah cinta dan kasih sayang.

Dalam hal ini sering kita salah artikan, karena sebenarnya cinta dan kasih sayang tidak bisa dituangkan dalam kegiatan atau aktivitas pacaran, karena jika demikian, maka cinta dan kasih sayang itu akan merubah wujudnya menjadi nafsu syahwat yang akhirnya menuju pada proses perzinahan. Dikatakan dalam Al-Qur'an surat Al-Isra' (17) : 32
" janganlah kamu mendekati zina; (zina) itu sungguh suatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk".

Lantas kenapa pacaran itu haram dan dikatakan sebagai gerbang menuju perzinahan? Padahal kegiatan nya pun hanyalah untuk menjalin silaturahim, dan saling mengingatkan dalam berbuat kebaikan. Disini kita perlu memahami bahwa yang namanya pacaran apapun kegiatan didalamnya, tetaplah salah. Dalam hadist disebautkan bahwa zina itu terbagi menjadi beberapa macam, salah satu yang akan sering dilakukan oleh orang yang pacaran adalah zina hati dan zina mata dengan pandangan. 

Perlu diketahui bahwa zina bukan hanya sekedar hubungan seksual saja, kegiatan-kegiatan sederhana seperti saling memandang atau saling bergandengan tanganpun itu termasuk ke dalam zina. Bahkan ketika kita memkirkan seseorang sampai ikita lupa kepada Alloh Subhanahu wata'ala, hal itu bisa termasuk kedalam perbuatan syirik, karena syirik atau musyrik hakikatnya adalah menduakan Alloh Subhanahu Wata'ala. Dalam hal ini, kita menduakan Alloh Subhanahu Wata'ala dengan cinta, yaitu menduakan cinta Alloh Subhanahu Wata'ala dengan cinta seorang ciptaannya.

Lalu pacaran yang aman dan sesuai syari'at islam yaitu pacaran seperti apa? Tidak ada jalan lain, dalam al-qur'an sudah dijelaskan bahwa cara satu-satunya seseorang untuk berbagi kasih sayang dengan lawan jenis adalah dengan jalan menikah. Islam tidak mengenal istilah pacaran, karena Nabi Muhammad Sholallohu a'laihi Wasallam pun, bukan dengan pacaran sehingga menikah dengan siti Khadijah. Yang paling penting ketika kita menginginkan seseorang yang baik sebagai pendamping hidup, maka hal yang harus pertamakali dilakukan adalah perbaiki diri kita, karena jodoh adalah cermanan atau gambaran dari diri kita. 

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat An-Nuur : 26. " perempuan-perempuan yang keji untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji untuk perempuan yang keji (pula). Sedangkan perempuan-perempuan yang baik untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik untuk perempuan-perempuan yang baik (pula). Mereka itu bersih dari apa yang dituduhkan orang, mereka memperoleh ampunan dan rejeki yang mulia (surga).

Tidak ada cinta suci selain cinta Alloh subhanahu wata'ala kepada hambanya. Oleh karena itu, apabila kita menyukai seseorang, jalan untuk mengungkapkan rasa suka tersebut bukanlah dengan cara pacaran, tetapi berdo'alah kepada Alloh subhanahu wata'ala agar dipertemukan pada waktu ketika sudah siap untuk menikahinya, bukan memacarinya.

Jazakumulloh Khairon Katsiro..




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline