Lihat ke Halaman Asli

Sabrinasalma

Freelancer

Lawan Politik, Kawan Demokrasi: Sebuah Pelajaran dari Prabowo Subianto

Diperbarui: 22 November 2023   11:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BBC

Dalam dunia politik yang seringkali dipenuhi oleh ketegangan dan perpecahan, penting bagi pemimpin untuk menunjukkan kebijaksanaan dan sikap yang mempromosikan perdamaian. Salah satu figur yang mempraktikkan pendekatan ini adalah Prabowo Subianto.

Sejak dirinya memutuskan untuk menerima tawaran Presiden Joko Widodo agar menduduki kursi Menteri Pertahanan, kita tentu memahami bahwa seorang Prabowo Subianto adalah salah satu tokoh di Indonesia yang dikenal dengan pendekatan diplomatisnya terhadap lawan politik.

Keputusan Prabowo Subianto seperti peredam bagi setiap perselisihan yang terjadi, sehingga dengan masuknya dia ke dalam kursi pemerintahan, maka setiap 'gesekan' yang terjadi bisa pelan-pelan berkurang dan selesai.

Kawan dan Lawan Harus Dihormati

Pada dasarnya, politik adalah pertarungan ide dan pandangan. Namun, Prabowo Subianto menunjukkan bahwa dalam pertarungan tersebut, sikap hormat terhadap lawan politik merupakan landasan yang tak tergantikan. Ini penting tidak hanya untuk menjaga atmosfer politik yang sehat tetapi juga untuk membangun fondasi kerja sama di masa depan.

Selain itu, Prabowo juga dikenal karena kemampuannya dalam membuka dialog terbuka dengan lawan politiknya. Meskipun memiliki perbedaan pendapat, dia seringkali menekankan pentingnya mendengarkan pandangan dan argumentasi lawan. Dalam hal ini, sikap terbuka terhadap perbedaan pendapat adalah ciri khas dari kebijaksanaan Prabowo.

Dalam bukunya yang berjudul "Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Jilid 2" Prabowo banyak menceritakan kisahnya selama berkiprah di dunia militer. Sebagai misal, saat ia ditugaskan di Timor Timur. Dalam fase hidup ini, Prabowo Subianto belajar banyak tentang apa arti kawan dan lawan, yang menurutnya harus sama-sama dihormati. Nilai inilah yang akhirnya juga dia bawa dalam kehidupan keseharian maupuan dalam proses berpolitik.

Berbeda dengan beberapa politisi yang mengadopsi politik konfrontatif, Prabowo lebih memilih untuk membangun citra politiknya melalui pendekatan kolaboratif. Dia memandang lawan politik bukan sebagai musuh yang harus dihancurkan, tetapi sebagai pihak yang memiliki hak untuk dihormati dan diberikan tempat dalam ruang demokrasi. Hal ini bisa kita lihat dari bagaimana ia menerima segala fitnah dan tuduhan terhadapnya. Dia tidak melawan apalagi mencaci, dia tahu bahwa apa yang sudah tercela tidak seharusnya ditambah dengan celaan. Ia akan mencadi tercela dengan sendirinya.

Dalam konteks politik, ketegangan antara berbagai kepentingan seringkali dapat mengancam stabilitas. Prabowo Subianto, dengan memosisikan lawan sebagai pihak yang harus dihormati, turut berkontribusi dalam menjaga keseimbangan dan kestabilan politik. Pendekatannya yang tenang dan diplomatis dapat meredakan ketegangan yang mungkin muncul.

Salah satu aspek positif dari memperlakukan lawan politik dengan hormat adalah terbukanya peluang kerjasama. Prabowo Subianto tidak hanya melihat lawan sebagai penghalang, tetapi juga sebagai potensi mitra dalam upaya memajukan kesejahteraan masyarakat. Pendekatannya yang inklusif memungkinkan kolaborasi lintas partai untuk merumuskan kebijakan yang lebih komprehensif.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline