Masjid Al-Ijtihad Lamakera, yang terletak di Desa Lamakera, Kecamatan Ile Ape, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), bukanlah sekadar tempat ibadah. Ia merupakan simbol ketahanan dan perkembangan Islam di wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Katolik. Bangunan megah ini menjulang tinggi di atas garis pantai, menjadi penanda kehadiran Islam yang kuat dan sekaligus ikon arsitektur modern di tengah keindahan alam Flores Timur.
Keunikan Masjid Al-Ijtihad terletak pada beberapa aspek. Pertama, menara utamanya yang menjulang setinggi 45 meter, menjadikannya menara masjid tertinggi di Flores Timur, bahkan NTT. Menara ini bukan sekadar elemen estetika, tetapi juga berfungsi sebagai simbol kebanggaan dan identitas bagi masyarakat Muslim Lamakera. Lebih dari itu, menara ini dihiasi dengan kaligrafi Asmaul Husna yang indah, menunjukkan pengakuan akan 99 nama indah Allah SWT dan menjadikannya sebagai Menara Asmaul Husna. Kaligrafi ini bukan hanya sekadar hiasan, tetapi juga merupakan bentuk penghayatan dan pengamalan ajaran Islam.
Potret Ini Di Ambil Dari Samping Menara (Sumber:Mengambil Dari Google ,OIP)
Kedua, masjid ini memiliki tujuh pintu utama, masing-masing diberi nama sesuai dengan tujuh suku yang mendiami Desa Lamakera. Ini merupakan perwujudan dari semangat persatuan dan kesatuan di antara berbagai suku yang hidup berdampingan di wilayah tersebut. Setiap pintu melambangkan representasi dari masing-masing suku, menunjukkan bagaimana masjid ini menjadi perekat sosial dan tempat berhimpun bagi seluruh masyarakat, terlepas dari perbedaan latar belakang suku mereka. Ini menunjukkan bagaimana Islam di Lamakera mampu mengakomodasi dan menghargai keberagaman budaya lokal.
Potret Ini Diambil Dari Depan Masjid Al-Ijtihad Lamakera (Sumber:Dokumentasi Pribadi)
Ketiga, arsitektur Masjid Al-Ijtihad memadukan unsur modern dan tradisional. Meskipun bangunan utamanya modern, penggunaan material dan beberapa detail desain mungkin terinspirasi dari arsitektur lokal, mencerminkan adaptasi Islam dengan lingkungan dan budaya setempat. Hal ini menunjukkan kearifan lokal dalam pembangunan masjid, bukan hanya meniru gaya arsitektur dari luar daerah.
Sejarah pembangunan Masjid Al-Ijtihad juga patut dicatat. Masjid ini dibangun melalui swadaya masyarakat, menunjukkan semangat gotong royong dan kebersamaan yang tinggi di antara warga Muslim Lamakera. Proses pembangunan ini bukan hanya sekadar pembangunan fisik, tetapi juga merupakan proses penguatan persatuan dan kebersamaan umat. Dana yang terkumpul dari sumbangan masyarakat menunjukkan betapa pentingnya masjid ini bagi kehidupan mereka.
Lebih dari sekadar tempat ibadah, Masjid Al-Ijtihad Lamakera juga menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. Masjid ini berperan penting dalam pendidikan agama Islam, kegiatan sosial kemasyarakatan, serta menjadi tempat berkumpulnya masyarakat untuk berbagai acara keagamaan dan kebudayaan. Keberadaannya telah memberikan dampak positif bagi kehidupan masyarakat Lamakera, baik secara spiritual maupun sosial.