Lihat ke Halaman Asli

Rustian Al Ansori

TERVERIFIKASI

Menulis kehidupan, Menghidupkan tulisan

Puisi | Melupakan Pagi

Diperbarui: 21 Juli 2019   05:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Apakah ini pagi? Sudah tak bisa lagi membedakan matahari setelah lama terpenjara dalam hati.  Lama tidak melihat matahari pagi,  begitu pula ketika petang. Sepanjang hari sejak dini hari hingga memasuki malam terkurung dalam sekapan permainan, ini matahari petang! Tapi telah dibantah, ini pagi! Tetap tak percaya, tunggu saja apakah meninggi? Bila tidak berarti tenggelam. Hari akan memasuki malam. 

Permainan yang telah menyita waktu, hingga menyiksa mata. Ketegangan diciptakan hingga lupa waktu yang dihabiskan dengan percuma. Telah dibuat gangguan jiwa. Telah melupakan pagi. Tak tahu lagi matahari meninggi. Jam-jam telah diikat mati. Permainan semakin membuat kecanduan hingga kegelisahan hati. Kita memang mudah dipermainkan diri sendiri. Setelah itu mencari kesalahan orang lain untuk pembenaran diri. 

Sungailiat, 21 Juli 2019 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline