Aroma teh yang satu ini terasa beda, tidak seperti yang biasa saya seduh. Saya bukan termasuk pecinta teh sehingga apapun rasa teh bagi saya tidak masalah. Yang penting aromanya tetap teh.
Biasanya teh selalu menemani saat buka puasa, Senin dan Kamis teh wajib ada karena itu kebiasaan yang sudah ada dalam keluarga. Namun hari ini berbeda teh yang satu ini terasa khas. Usut punya usut ternyata teh ini saya dapatkan dari tetangga sebelah.
Dia mendapatkan dari menantunya yang di Semarang. Teh itu bertuliskan teh Jawa. Rasanya khas dan nikmat, aromanya menggoda. Bahkan menantu saya juga menanyakan merk apa teh ini. Menurutnya di Kota kelahirannya Banten tidak ada.
"Ma, teh nya kok khas banget, aromanya menggoda, cap apa ya",
Saya yang kurang memperhatikan, selama ini buat teh ya asal buat saja, teh beli di toko banyak macam dan mereknya mulai teh gopek, teh sari wangi, teh dua putri, teh poci dan lain sebagainya.
Karena ada pertanyaan dari menantu, saat itu juga saya lihat tehnya merk apa ya, ternyata benar teh itu pemberian dari tetangga.
"Jika dicampur madu dan jeruk nipis bisa untuk obat sakit batuk", katanya sambil menyeruput teh buatan saya.
Sejak itulah saya selalu mengonsumsi teh jawa yang mempunyai rasa dan aroma khas. Sayangnya saya hanya akan mendapatkan jika tetangga pergi ke Semarang atau saat diberi oleh-oleh dari menantunya. Secara pasti saya tidak tahu apakah Teh tersebut produksi dari Semarang atau kota lain.
Yang pasti teh jawa rasanya khas dan terasa nikmatnya, aromanya menggoda, jika diminum satu gelas pasti akan ketagihan.
Kebiasaan minum teh
Sebenarnya teh bukan menjadi minuman vaforit, hanya saja karena selalu dibuat saat berbuka puasa, maka saya selalu menyiapkan teh. Sebelum menemukan teh jawa, apapun mereknya bagi saya teh sama saja rasa dan aromanya tidak ada bedanya.