Lihat ke Halaman Asli

Rudy Bastam

Menulis untuk mengingat

Uang, Revolusi Industri 4.0, dan Masa Depan Umat Manusia: Sebuah Resensi Buku

Diperbarui: 27 Juni 2020   17:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Pribadi

Judul: Money (Hikayat Uang dan Lahirnya Kaum Rebahan)

Penulis: Yuval Noah Harari

Penerbit: Global Indo Kreatif

Tahun: 2020

Tebal: vi+160 halaman

ISBN: 98-602-533696-9-8

Sampul buku berwarna kuning dengan kutipan dari Karl Marx dan Adam Smith, seolah cukup buat saya untuk menebak bahwa isi buku ini sebagian besar akan didominasi dengan pertentangan klasik antara kapitalisme-liberalis dan sosialis-marxisme. Persis seperti apa yang saya pelajari waktu di bangku kuliah dulu. Namun ternyata, buku berjudul asli "Money" yang kemudian diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi "Hikayat Uang dan Lahirnya Kaum Rebahan"

Dan lagi-lagi saya masih tergiur dengan judulnya. Terus terang saja, di masa susah seperti ini siapa yang tidak mau menghasilkan uang hanya dengan rebahan sepanjang hari? Namun ternyata apa yang saya dapatkan ternyata jauh dari yang saya perkirakan. Alih-alih membahas bagaimana menghasilkan uang (baca: menjadi kaya) dengan hanya rebahan, buku ini membedah tajam tentang asal-usul satu "sembahan" baru bernama uang. Lebih dari itu Yuval Noah Harari meramalkan tentang masa dimana umat manusia menjadi budak atas kecerdasannya sendiri.

Secara umum, buku ini dapat dibagi menjadi tiga bagian besar. Bagian pertama bercerita tentang hikayat uang tidak hanya sebagai alat tukar tapi juga sebagai bagian yang inheren dalam sejarah umat manusia. Bagian kedua, Harari mengetengahkan tentang bagaimana menciptakan uang dari ketiadaan dalam bentuk kredit dan saham yang mendasari munculnya kapitalisme. Dari kapitalisme itu kemudian tidak hanya dipahami sebagai sebuah proses kegiatan ekonomi, tapi juga berhasil memengaruhi sendi-sendi kehidupan manusia. Hingga bagian ketiga, Harari memproyeksikan tentang masa depan manusia yang bisa saja tergeser oleh munculnya ras Artificial intelligence (AI).

Uang tidak hanya sebagai alat tukar

Harari membedah esensi uang dalam rangka menyatakan nilai benda-benda lain secara sistematis untuk tujuan pertukaran barang dan jasa (hlm 9). Manusia menilai bahwa sistem barter yang telah dilakukan selama ratusan tahun memiliki banyak kekurangan. Jauh sebelum ATM, kartu kredit, dan pembayaran virtual menjadi alat tukar yang digunakan hampir mayoritas penduduk dunia, kerang dan rokok ternyata telah lebih dahulu digunakan sebagai alat pembayaran. Transformasi uang berjalan seiring dengan perkembangan peradaban manusia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline