Surabaya-24 Juli 2025 menjadi momen penting dalam sejarah gerakan mahasiswa di Kota Pahlawan. Setelah lama mengalami kevakuman, Aliansi BEM Surabaya (ABS) resmi bangkit kembali melalui Kongres Ke-X yang digelar di Universitas Surabaya (UBAYA) dan dihadiri oleh puluhan perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari berbagai universitas dan institusi pendidikan tinggi se-Surabaya.
Nasrawi Terpilih sebagai Koordinator Umum dalam Kongres yang Dihadiri Puluhan Perwakilan Mahasiswa Surabaya
Dengan mengusung tema "Terbitnya Terang Baru: Revitalisasi Aliansi Penggerak Kota Pahlawan," kongres ini menjadi titik awal kebangkitan kembali semangat kolektif mahasiswa Surabaya untuk hadir sebagai kekuatan moral, intelektual, dan sosial dalam merespons dinamika kota maupun bangsa.
Salah satu keputusan strategis dari forum ini adalah terpilihnya Nasrawi (Presiden Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya) sebagai Koordinator Umum ABS, serta Francisco Xavier Senda (Presiden Mahasiswa Telkom University Surabaya) sebagai Sekretaris Jenderal. Pada saat itu, Nasrawi menyampaikan visi besar yang membawa semangat kolaboratif dan inklusif dalam menghidupkan kembali aliansi ini:
"Saya menyampaikan bahwa ketika berbicara soal organisasi maka tidak ada yang namanya hebat sendirian, namun diperlukannya gerakan secara bersama-sama. Oleh karena itu, ABS ke depan adalah menjadi gerakan kolektif berkemajuan untuk membangkitkan kembali ghirah kawan-kawan mahasiswa di Surabaya."
Ia juga menekankan pentingnya menjaga integritas dan arah gerak ABS agar tidak tercampur dengan kepentingan atau wadah aliansi lain:
"Mari kita rawat bareng-bareng aliansi ini selayaknya rumah kita. Maka ketika sudah berbicara mengenai ABS, sudah selayaknya kita tidak mencampuradukkan dengan aliansi lain, karena semuanya sudah punya wadahnya masing-masing."
Lebih jauh, Nasrawi juga menegaskan bahwa perjuangan mahasiswa tidak boleh berhenti pada aksi jalanan semata. ABS ke depan akan membuka ruang bagi berbagai gerakan kreatif, edukatif, dan kolaboratif yang dinilai lebih relevan dengan perkembangan zaman:
"Surabaya ini disebut sebagai Kota Pahlawan, maka sudah selayaknya kita melawan! Melawan segala bentuk ketimpangan yang berlawanan dengan kemaslahatan masyarakat atau yang hanya menguntungkan segelintir orang."
Kongres ini juga menghasilkan sejumlah komitmen strategis, antara lain penguatan komunikasi antar-BEM, pelaksanaan diskusi isu strategis lintas kampus, advokasi kebijakan pendidikan, serta konsolidasi rutin untuk merespons persoalan publik secara lebih terorganisir. Kebangkitan ABS menjadi sinyal kuat bahwa mahasiswa Surabaya tidak pernah benar-benar diam.