Lihat ke Halaman Asli

Ritual Tebus Rasa Malu : Jepang "Seppuku", Indonesia " Sebodo Amat"

Diperbarui: 18 November 2015   12:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Mungkin masih banyak orang Indonesia yang belum tahu  ritual "Seppuku" yang sangat terkenal di Jepang. Ritual ini merupakan salah satu ritual bunuh diri yang unik dan si pelaku patut di acungi jempol. Bagaimana tidak, Seppuku merupakan cara bunuh diri yang di lakukan secara formal (Beberapa juga di lakukan di tempat umum), dengan segala sesuatu sudah di siapkan, layaknya acara yang sudah di jadwalkan kapan akan berlangsung, tentunya dengan bantuan orang-orang khusus yang di persiapkan.

Seppuku bagian dari kode kehormatan Bushido (Nilai-nilai kesatria dari seorang Samurai), ritual ini sudah ada sejak zaman Samurai. Awalnya ritual ini di laksanakan jika ada seorang Samurai yang gagal dalam menjalankan misinya, melakukan kesalahan yang memalukan, memberontak dari pemimpin, atau merugikan orang lain yang berada di luar jangkauan misi, namun terkadang Seppuku juga di lakukan untuk perjanjian perdamaian antar klan (marga).

Pada masa itu, Seppuku di lakukan  dengan senang hati untuk membersihkan nama baik yang sudah rusak karena melakukan kesalahan, biasanya mereka yang melakukan Seppuku sangat malu karena kesalahannya. Cara bunuh diri yang di lakukan biasanya menggunakan pedang, sasaran utamanya adalah bagian perut dan usus. Si pelaku Seppuku yang di temani seorang algojo yang sudah membawa pedang.

Si pelaku Seppuku akan menusuk perutnya sendiri dan merobeknya dari kanan ke kiri atau sebaliknya dengan sebuah pedang kecil (biasa disebut - tanto) yang sudah di persiapkan sebelumnya. Rasa sakit yang timbul menggambarkan harga yang harus di bayar oleh si pelaku untuk memulihkan nama baiknya.

Setelah itu saat darah mengucur deras karena perut sudah robek ternganga, si pelaku Seppuku dengan menahan rasa sakit harus mengeluarkan isi perutnya dan menunjukannya. Beberapa saat kemudian sang algojo yang berjaga di belakang langsung menebas leher si pelaku Seppuku hingga putus. Dengan itu kehormatan sang Pelaku kembali pulih seperti semula, rasa malu yang timbul di anggap hilang dan pemimpin akan menganggapnya bawahan yang baik.

Dan bukan hanya Samurai saja, Seluruh rakyat Jepang yang hidup di masa kini juga punya rasa malu yang sangat tinggi, budaya malu benar-benar kental turun temurun di Jepang. Tak pandang bulu, bahkan ada beberapa Pejabat Jepang yang mengundurkan diri karena malu, misalnya saja Naoto Kan yang mengundurkan diri dari jabatan Perdana Menteri Jepang karena merasa gagal dalam mengembalikan ekonomi Jepang setelah Tsunami, lalu Menteri Perdagangan Jepang Hoshihiko Noda, Yoshia Hachiro, dan masih banyak lagi yang rela meninggalkan Jabatannya karena malu dengan kegagalan yang di buatnya.

Ya, cuma karena malu telah gagal dan melakukan kesalahan, para kesatria Jepang menunjukan jati dirinya dengan meninggalkan egonya demi kepentingan bersama, budaya mereka begitu luar biasa. Namun sayang seribu sayang, saat menjajah Indonesia, Jepang tidak meninggalkan budaya Seppuku kepada Bangsa ini, sehingga bisa di lihat hasilnya sekarang.

Budaya Indonesia sangat berbanding terbalik dengan Budaya Jepang, juga termasuk soal para Pemimpinnya. Jika di Jepang, para pejabat dengan rela meninggalkan jabatannya jika ketahuan melakukan Korupsi atau kesalahan yang lainnya, rasa malu yang mereka miliki begitu tinggi dan mahal. Ibarat langit dan bumi dengan Pejabat di Indonesia.

Di Negara ini Korupsi merupakan kebanggaan tersendiri, ngga ada lagi rasa malu sedikitpun. Begitu terbukti melakukan tindak Korupsi atau kesalahan yang lainnya, malah senyum-senyum bangga sambil bilang "Ini cobaan, saya harus kuat hadapin semuanya". Kacau.

Tidak terbayangkan jika Budaya malu seluruh rakyat Indonesia bisa berubah, dari yang tadinya sangat lemah menjadi lebih kuat, sekuat mental budaya malu rakyat Jepang. Apalagi jika Seppuku di laksanakan di Indonesia, mungkin kita tidak akan melihat lagi tindak Korupsi, Suap, skandal, atau tindak kriminal lainnya yang merugikan Negara. Boro-boro masuk Penjara, mungkin para pelaku tindak kriminal akan mengajukan diri untuk melakukan Seppuku ala Indonesia. Stasiun TV pasti sibuk untuk mempersiapkan acara LIVE, jutaan pasang mata akan menyaksikan dengan deg-degan.

Ngga akan ada lagi Pejabat yang masuk tahanan KPK, juga mungkin ngga akan ada Narapidana yang keluar masuk penjara untuk pelesiran nonton Tenis, keluar negeri atau makan di restoran mewah. Jika Indonesia belajar dari Jepang soal budaya malu, maka bisa di pastikan semua pelaku tindak kriminal harus rela melakukan Seppuku untuk memulihkan nama baiknya yang kotor dan dekil di mata Rakyat. Toh nantinya nama mereka akan pulih kembali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline