Lihat ke Halaman Asli

Ronny Rachman Noor

TERVERIFIKASI

Geneticist

Akankah Hari Tanpa Rokok Kembali Kehilangan Makna di Indonesia?

Diperbarui: 31 Mei 2018   08:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.iaspaper.net

Pada hari Rabu tanggal 31 Mei mendatang dunia kembali mencanangkan dan memperingati hari tanpa rokok  sedunia atau yang dikenal sebagai  World No Tobacco Day.

Di Indonesia tampaknya hari tanpa rokok  dunia ini hampir tidak ada gaungnya sama sekali, padahal Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang paling banyak angka perokoknya dan salah satu negara yang terbesar angka pertumbuhan perokoknya terutama di kalangan usia muda.

Entah sudah berapa banyak peringatan akan bahaya rokok yang disebarkan dan dikampanyekan, namun tampaknya angka pertumbuhan perokok di Indonesia tetap saja meningkat.  Umumnya para perokok hampir tidak menggubris peringatan akan bahaya merokok ini.

Badan kesehatan dunia WHO  bersama mitranya yang mengkapanyekan hari tanpa rokok dunia ini tentu saja memiliki alasan yang sangat kuat terkait bahaya merokok dan dampaknya bagi  kesehatan dan juga perekonomian suatu negara. 

Tidak dapat dibantah lagi bahwa negara yang mampu mengendalikan dan mengurangi angka perokoknya akan dapat menjamin pembangunan masa depan negaranya yang berkelanjutan.

Disamping menyelamatkan nyawa dan menghemat pengeluaran biaya kesehatan yang ditimbulkan oleh rokok, negara yang berhasil melakukan kontrol terhadap rokok ini akan berdampak langsung pada keberhasilan pemutusan rantai kemiskinan, mengurangi terjadinya kelaparan, mendorong pertanian yang berkelanjutan serta  meningkatkan pertumbuhan perekonomiannya.

Keberhasilan kampanye anti rokok memang tidak dapat hanya diandalkan pada upaya yang dilakukan oleh negara saja, namun juga sangat ditentukan oleh gerakan masyarakat.  Peran individu untuk berhenti merokok dapat menjadi modal utama gerakan anti rokok ini.

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa berhentinya seseorang merokok tidak hanya bermanfaat bagi orang tersebut namun juga bagi teman, kerabat, anggota keluarga dan anak anak yang terimbas  asap rokok karena terekpos sebagai perokok pasif.

Perokok seringkali tidak menyadari betapa  besarnya  uang yang dihabiskan untuk meneruskan kebiasaan buruknya yang jika digunakan untuk membeli produk kesehatan, pendidikan dll jauh lebih bermanfaat bagi masa depan keluarganya.

Acaman yang sangat serius

Setiap tahunnya angka kematian dunia  akibat merokok mencapai 7 juta orang dan angka ini diperkirakan akan terus meningkat sampai dengan tahun 2030 mencapai 8 juta orang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline