Lihat ke Halaman Asli

Robin Mahendra

Mahasiswa Fisika FMIPA Universitas Tanjungpura

Pembuatan Pupuk Organik Menggunakan Tongkol Jagung (Zea Mays L) Berbasis Zero Waste

Diperbarui: 12 Desember 2022   00:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagian besar masyarakat didesa sungai kakap kabupaten kubu raya berprofesi sebagai dan petani. Salah satu yang masalah dihadapi oleh para petani yaitu harga pupuk anorganik yang lumayan mahal pada musim tanam tiba. Pemakaian pupuk anorganik ini apabila berkepanjangan dapat membuat tanah sehingga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem yang ada ditanah.

Setelah survei lokasi maka diketahui bahwa terdapat banyaknya sampah organik berupa tongkol jagung didesa tersebut. Sampah organik tongkol jagung ini dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan kelestarian alam sehingga dapat kami manfaatkan dalam pembuatan pupuk organik. Dari permasalah diatas kami memilih untuk menggunakan tema “Pembuatan Pupuk Organik Menggunakan Tongkol Jagung (Zea Mays L) Berbasis Zero Waste”

Rancangan kegiatan menggunakan metode heap yaitu suatu metode yang menjelaskan pembuatan pupuk organik yang menggunakan bahan seperti daun, jerami, dan batang jagung cincang.  Kegiatan ini dimulai dengan mengumpulkan tongkol jagung kemudian tongkol jagung dikeringkan dan dicacah menggunakan mesin pencacah . Tongkol jagung yang telah dicacah kemudian dicampurkan dengan sekam bakar, kotoran kambing,  molase dan  larutan EM4.

EM4 sebagai mikroorganisme yang mempercepat terjadinya proses fermentasi bahan organik, Sekam bakar berfungsi sebagai menggemburkan tanah, kotoran kambing berfungsi untuk menyuburkan tanah dan ada kandungan unsur hara yang dibutuhkan tanaman,dan molase berfungi untuk pemberi energi pada pengembangbiakan jumlah EM-4 yang diaktifkan selama pembuatan pupuk organik berlangsung.  Pupuk organik yang telah jadi ditandai dengan menjadi coklat, coklat kehitaman, tekstur seperti tanah dan tidak menggumpal dan semua bahan dapat hancur sempurna menjadi pupuk organik ± 21 hari. Sehingga diketahui bahwa penambahan EM4 dapat mempercepat pembuatan pupuk kompos.

Pelatihan serta sosialisasi dilakukan didesa sungai kakap bersama kepala dusun dan warga desa sungai kakap. sosialisasi ini diharpakan dapat mengurangi limbah bekas bekas sayuran dan limbah bekas bekas rumah tangga serta mengurangi penggunaan pupuk anorganik yang dapat merusak tanah.

Pupuk organik dengan penambahan EM4 yang telah jadi diujikan pada Laboraturium Kimia dan Kesuburan Tanah Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Tanjungpura. Uji yang dilakukan adalah uji nitrogen, phosphor serta kalium atau yang biasa disebut dengan NPK. NPK bagi tanaman sangat penting dikarenakan N dapat merangsang pertumbuhan sebagai pembentukan kloform yang digunakan dalam fotosintesis. Unsur P digunakan untuk merangsang pertumbuhan pada akar terlebih akar benih dan tanamn muda yang dapat mempercepat pemasakan biji serta buah. Unsur K digunakan untuk pembentukan protein dan karbohidrat, dapat memperkuat daun, bunga dan buah sehingga tidak mudah gugur dan agar tumbuhan kuat dalam menghadapi kekeringan dan penyakit.

Hasil uji kadar NPK sebagai berikut:

56-63961966eb51ce1e5e064e53.jpg

Sehingga data yang diperoleh sesuai dengan kadar SNI 19-7030-200



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline