Lihat ke Halaman Asli

Pohon Terangku

Diperbarui: 24 Juni 2015   20:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku ingin membuat pohon natal

Pohon terang untuk satu malam kudus

tapi tidak dari cemara pegunungan.

Bukan pula dari bahan plastik olahan pabrik.

Aku ingin menciptakannya dari sebuah perenungan.

Perenungan yang membawa satu kesadaran

Kesadaran yang terlahir dari kenyataan

Kenyataan yang tak bisa Terbantahkan.

; Raja manakah yang ditolak oleh dunia

Kalau bukan, Raja yang lahir dikandang domba.

; Raja manakah yang bermahkota kawat duri

Itu memang pasti, Raja yang mati di kalvari.

Untuk sebuah pesan sederhana dari surga.

Demi hadiah yang tak tenilai harganya

Sebuah pengorbanan terbesar dalam sejarah

Maka kubuat pohon terang dari keunikan jiwa

ketulusan menjadi batang yang teramat kokoh

cinta adalah daun-daun pelindung

kasih menjelma menjadi lampu yang berkedap-kedip.

Kedamaian menjadi pernak-pernik pohon terangku.

Roberth lhocare Masihin.

Merangkai pohon terang di Desember 2012,

Ujung aspal komplek pelni




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline