Lihat ke Halaman Asli

Prasetya Marisa

Pekerja , Pembelajar, dan Penulis Buku Diari.

Kebuntuan yang Berujung Menulis Diary

Diperbarui: 4 Oktober 2021   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

YUHU. Tiga hari absen dari Kompasiana. Ini mungkin yang dinamakan kehabisan waktu. Kerjaan tidak berhenti berdatangan. Dari mulai kantoer hingga rumah. Maklum, mulai masuk bulan "ber". Selain hujan, bulan "ber" ini juga menandakan nya semakin banyak lembur. Hohohoho... lembur telah tiba, lembur telah tiba. HATIKU GEMBIRA !!

Selain itu, kebuntuan ide atau gagasan untuk menulis juga semakin besar. Aku butuh jeda untuk membaca kembali. Mengisi inspirasi. Sehingga nanti aku lancar menulis (puisi) lagi.

Oleh karena itu, kali ini aku memutuskan untuk menulis diari (lagi). Dan bercerita mengenai apa-apa saja yang kulakukan pekan lalu di Kompasiana. 

Kebanyakan aktivitas yang kulakukan adalah membaca, mengamati dan membalas puisi orang lain (kompasianer lain).

Mengapa ?

Karena MENARIK dan MENGINSPIRASI. Bagiku puisi -puisi dari kompasianer lain menarik untuk dibalas. Puisi yang mereka tulis memancing diriku untuk menulis juga.  Sebagian puisi lain juga bagus. Namun susah untuk kubalas, dikarenakan ketidakmampuanku meramu kata. Aku memang bukan penyair, tapi aku suka menikmati permainan kata yang ditulis oleh kompasianer lain. 

Semoga aku bisa jadi penyair betulan.

My Dear,

KOMPASIANA DIARY.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline