Lihat ke Halaman Asli

RnP AcSES

FEB UNAIR

Sudahkah Kau Temukan

Diperbarui: 16 Juni 2022   21:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Karya: Diaz Tulus Anandri

Masih kuingat suara-suara pagi itu
Mengetuk pintu, masuk ke dalam telingaku
Terbang, terkunci, dan meninggalkan senyuman
Wahai, sampai kapan senyuman ini bertahan?

Masih kurasa matahari saat ia di atas kepala
Bersama desir angin yang panasnya entah darimana
Bersemuka dengan butir kata maaf yang luruh dari hatiku
Berhiliran pada keluarga, saudara, dan segala di sekitarku

Masih bersemayam di hatiku saat matahari memancarkan sinar kuningnya
Kepul asap makanan, yang menghias langit dengan asapnya
Derap langkah kaki, yang pergi menyambut bahagianya
Berjalan, berlarian, berteriak, tertawa, dan wajah yang selalu berharap senantiasa

Masih terpampang semburat jingga di langit yang ungu itu
Gema suara-suara yang memanggil untuk bertemu
Di tempat sederhana penuh makna, bersama angin yang saling mendesau
Wahai, sudah lama kita tidak bertemu, apakah ini akan kembali berlalu?

Masih ada kenangan saat kita terduduk patah hati atas kepergiannya yang segera
Menatap lamat-lamat langit yang entah bagaimana ikut berduka
Menengadah, bersimpuh di hadapan Rabb-Nya
Dalam dekapan rembulan, akankah kita kembali bersama?

Wahai, rindu yang kusampaikan kepada awan yang menaungiku saat pulang,
Wahai, rindu yang kubagikan kepada suara-suara indah yang bergema di waktu
malam,
Wahai, rindu yang kubisikkan kepada langit saat aku tidak tahu harus mengadu
pada siapa,
Wahai, rindu yang kutinggalkan, sudahkah kau temukan?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline