Lihat ke Halaman Asli

nizami

Rakyat

Bolehkah kita "protes" kepada Tuhan tentang rezeki?

Diperbarui: 30 Oktober 2019   05:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jibril mengantar rizki, 

kadang berupa kenyang untuk si lapar, 

kadang hanya sekedar dua ribu rupiah yang dilempar pejalan kaki kepada pengemis di pinggir teras masjid. 

Hari rabu itu, sasaran Jibril adalah Mahesa, anak muda pencinta kucing, Mahesa menyayanginya bagai kucing adalah teman hidupnya, dia lebih mengutamakan perut mereka daripada perutnya sendiri, Mahesa juga menyayangi air minum bekas gurunya, memang aneh kepercayaan bocah beralis tebal itu. 

"Hei, Bril. Nanti rabu jam tiga sore jadwalmu itu ngirim paket untuk customer atas nama Mahesa bin Yadi, Ingat ya!" Sahut sang waktu kepada Jibril. 

"Ok, Wak. Tapi bagaimana kalau si Mahesa bin Yadi itu tidur?" Timpal Jibril 

"Ya mungkin Lauh Mahfuz maunya gitu, Bril" 

"Memang opo to isi rizki ne?" Lanjut Jibril sebari menengok ke arah rizki. 

"Tadi ku intip sih hanya obat diare karena Mahesa sedari hari minggu lalu mencret-mencret. Kasian, Bril!" 

Mendengarnya, Jibril pun mengangguk. 

"Bril, wis jam dua iki, siap-siap gih" 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline