Lihat ke Halaman Asli

Rizka PrameswariPratiwi

Pendidikan IPS 2017

Tuntutan Pengembangan Karakter Anak sebagai Output Pendidikan Selama Proses Pembelajaran Jarak Jauh di Masa Pandemi

Diperbarui: 25 Desember 2020   07:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Telah kita ketahui dalam 9 bulan terakhir Indonesia telah dibuat resah oleh adanya pandemi virus Corona atau Covid-19. Bahkan sampai per Bulan Desember saja total kasus yang ada di Indonesia sudah mencapai 91 ribu lebih. Betapa bahayanya virus ini, karena dengan begitu mudahnya menulau dari orang yang satu ke orang yang lain. Penularan Covid-19 ini dapat terjadi lewat kontak erat antar orang melalui percikan atau droplet dari batuk maupun bersin. Untuk itu pemerintah sangat mewanti-wanti dengan keras agar masyarakat dapat tertib untuk selalu memakai masker kemanapun dan dimanapun, serta jaga jarak minimal dengan orang lain minimal 1-2 meter.

Begitu bahayanya pandemi ini sampai-sampai pemerintah pun telah berupaya sedini mungkin dan sekeras mungkin untuk dapat menanggulangi pandemi virus Covid-19 ini. Seperti pemerintahan dalam bidang kesehatan telah membuat kebijakan terkait Pembatasan Sosial Skala Besar atau yang kini sering kita sebut PSBB, penerapan pola perilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS, serta penerapan protokol kesehatan bagi semua masyarakat pada semua kalangan dimanapun berada, entah itu pada transportasi umum, kantor sampai pusat perbelanjaan. 

Kemudian dalam bidang pendidikan, pemerintah telah memutuskan dan mengeluarkan kebijakan terkait pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah (Learning From Home atau Study From Home). Semua sekolah ditutup mulai dari jenjang Taman Kanak-Kanak (TK) sampai Perguruan Tinggi tidak diperbolehkan adanya kegiatan sampai waktu yang belum dapat dipastikan.

Pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini tentunya tidak mudah dirasakan bagi siswa, guru sampai orangtua karena tidak adanya pertemuan tatap muka atau face to face untuk beberapa bulan (2 semester terakhir). Sehingga banyak keluhan yang dilontarkan terkait pola pembelajaran yang belum dapat dilaksanakan secara optimal karena informasi yang diberikan guru maupun yang diterima siswa sangat terbatas, komunikasi yang terhambat dan sulit karena tidak semua siswa/wali siswa memiliki fasilitas yang memadai dirumah, sampai tingkat emosional siswa/wali siswa yang tidak dapat dielakkan selama pembelajaran daring dirumah ini.

Memang seharusnya apabila dikaji pada sisi lainnya, adanya pembelajaran jarak jauh ini menjadi satu kesempatan bagi orangtua untuk dapat memfokuskan pada pengembangan serta penguatan karakter anak khusunya nilai kemandirian selama dirumah. Meskipun proses pembelajaran jarak jauh ini adalah salah satu bentuk nyatta implementasi merdeka belajar, namun tentunya memang tidak akan semudah itu, proses pembelajaran jarak jauh ini memiliki nilai kelebihan juga kekurangan yang dirasakan. 

Kelebihannya adalah siswa dapat lebih mudah serta fleksibel dalam pembelajaran karena dapat mudah mengkondisikan tempat dan situasi yang senyaman mungkin selama pembelajaran, juga siswa dapat memperoleh sumber belajar lebih luas seperti menggunakan internet, sampai lingkungan rumah dan masyarakatnya guna menunjang dan menciptakan proses pembelajaran yang optimal dan juga menyenangkan. Namun dibalik kelebihan yang ada, tentu terdapat kelemahan dan kekurangan dari proses pembelajaran jarak jauh selama masa pandemi ini, salah satunya adalah berkurangnya sosialisasi dan interaksi siswa dengan teman-teman dan gurunya secara nyata. 

Tentunya hal tersebut tidak dapat dianggap enteng, karena secara perlahan akan mempengaruhi emosional siswa yang mana siswa pun akan merasakan kejenuhan. Selain itu kesenjangan sosial yang masih banyak terjadi khususnya di daerah-daerah terpencil yang mana tidak semua siswa dan wali siswanya memiliki fasilitas penunjang seperti handphone atau gadget juga komputer atau laptop sebagai sarana dalam proses pembelajaran jarak jauh.

Dan beginilah bukti nyata suka duka pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah selama masa pandemi. Siswa akan lebih banyak berinteraksi dengan keluarga dan kerabat masyarakat dekatnya dirumah. Tetapi, kita lihat sisi positifnya saja agar hal ini tidak sepenuhnya dinilai buruk. Bahwa dalam proses belajar dari rumah akan ada sikap atau karakter positif anak yang dapat tumbuh dan terbentuk , seperti kemandirian dan karakter positif lainnya yang mengacu pada life skills atau keterampilan hidup. 

Dengan tumbuh dan terbentuknya karakter positif ini maka diharapkan akan tumbuh juga sebagai pembiasaan yang menjadikan anak memiliki akhlak yang mulia. Sudah jelas seperti yang kita ketahui bahwa keluarga merupakan lingkungan awal yang menjadi tempat anak untuk beradaptasi, berinteraksi serta tumbuh dan berkembang baik secara fisik maupun psikisnya. 

Sehingga dengan adanya pembelajaran jarak jauh (PJJ) ini diharapkan menjadi satu nilai positif dalam pendidikan untuk keluarga dapat melakukan pengembangan, pembiasaan serta penguatan dalam pendidikan karakter anak. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline