Dalam kehidupan sehari-hari, banyak orang merasa bangga ketika doa mereka cepat terkabul. Rasanya seperti mendapat perhatian khusus dari Tuhan, seolah-olah kasih sayang Ilahi ditujukan hanya kepada dirinya. Namun, pengalaman dan perenungan sering kali mengubah cara pandang kita terhadap fenomena tersebut. Apa yang tampak sebagai tanda cinta kasih bisa jadi memiliki makna lain yang lebih dalam.
Sujewo Tejo, budayawan yang dikenal dengan pemikiran reflektifnya, pernah menyinggung hal ini melalui sebuah pernyataan yang sarat makna. Ia membandingkan doa yang cepat terkabul dengan pengalaman menghadapi pengamen di jalan. Pengamen yang dirasa mengganggu seringkali langsung diberi uang agar cepat pergi, sementara pengamen yang menyenangkan dinikmati lebih lama bahkan bisa mendapat tambahan. Analogi ini menyiratkan bahwa sesuatu yang cepat selesai tidak selalu lebih baik.
Refleksi ini memberi pesan bahwa tidak semua doa yang cepat dikabulkan adalah bentuk kasih sayang, dan tidak semua doa yang lama terkabul adalah bentuk penolakan. Justru, penundaan bisa menjadi ruang bagi manusia untuk belajar sabar, berproses, dan memaknai hidup lebih dalam. Tuhan bisa saja sengaja menunda, karena ada hikmah yang ingin disampaikan melalui perjalanan waktu.
Lebih jauh, analogi tersebut juga menekankan pentingnya introspeksi. Apakah kita merasa doa cepat terkabul karena benar-benar dicintai, atau justru karena kita sedang "menyebalkan" di hadapan Tuhan? Pertanyaan ini mengajak kita untuk lebih rendah hati dalam berdoa dan lebih ikhlas dalam menerima ketetapan-Nya. Segala sesuatu tidak selalu bisa diukur dengan kecepatan, tetapi dengan kualitas hikmah yang dibawa.
Renungan ini menjadi pengingat agar kita tidak hanya fokus pada hasil doa, tetapi juga proses spiritual di baliknya. Doa bukan sekedar permintaan, melainkan dialog batin yang membentuk kesadaran. Dengan memahami makna yang lebih luas, kita belajar bahwa cinta Tuhan bukan hanya tentang seberapa cepat doa dikabulkan, tetapi seberapa besar kita mampu tumbuh dari setiap peristiwa yang dihadirkan-Nya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI