Lihat ke Halaman Asli

Riva Rizkiana Ramadhani

Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Liburan Hemat Membawa Prestasi: Strategi Mengoptimalkan Liburan Hemat di Tengah Kesibukan Kampus dengan Potensi Zero Budget

Diperbarui: 6 Oktober 2025   20:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menangkan Kompetisi Bergengsi, Jalan-Jalan Gratis dari Surabaya ke Bandung di Tengah Kesibukan Kuliah

Saya Riva Rizkiana Ramadhani, seorang mahasiswa Teknik Fisika di Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Selama kuliah, hari-hari saya hampir tidak pernah sepi dari kesibukan. Mulai dari riset di laboratorium, rapat organisasi, hingga persiapan kompetisi yang silih berganti. Lebih dari 20 proyek sudah pernah saya jalani, dari skala kampus sampai internasional.

Tapi di balik semua kesibukan itu, saya menyadari bahwa saya tetap butuh liburan. Liburan bukan berarti harus pergi jauh-jauh atau mengeluarkan banyak biaya. Bagi saya, liburan adalah cara sederhana untuk menjaga mood tetap stabil dan energi tetap penuh, supaya bisa terus berprestasi. Melalui prestasi ini lah, di kemudian hari saya seringkali mendapatkan pengalaman liburan yang hemat dan bahkan dapat mencapai zero budget. Tapi, saya merasa uang untuk liburan jarak jauh yang perlu biaya transportasi dan akomodasi itu lebih baik ditabung untuk hal-hal yang tidak pasti di masa depan. Maka dari itu, saya memiliki 3 strategi liburan versi saya yang hemat budget. Bahkan, salah satu strategi saya berhasil membuat saya liburan sambil membawa prestasi.

Liburan Mingguan Sederhana 

Terkadang saya merasa sayang menghabiskan banyak uang hanya untuk jalan-jalan jauh. Tiket kereta mahal, akomodasi juga tidak murah. Dari situ saya akhirnya belajar menikmati liburan hemat versi saya sendiri.

Minggu pagi misalnya, saya sering bersepeda keliling Surabaya. Menikmati udara segar, berhenti sebentar di taman kota, lalu meminum air putih yang telah saya bawa sebelumnya dan saya letakkan dalam tas. Terkadang, saya juga menghabiskan waktu libur dengan sedikit berolahraga, lari di sekitar kampus ataupun di berkeliling menggunakan fasilitas umum. Bukan hanya tubuh jadi segar, pikiran pun terasa lebih ringan setelahnya. Berolahraga menjadi kunci liburan sederhana yang biasa saya lakukan jika saya tidak memiliki agenda ke luar kota.

Liburan Sambil Memberdayakan Masyarakat

Sedari dulu, saya terinspirasi dari mahasiswa-mahasiswa berprestasi yang memiliki kesempatan untuk berkeliling dunia secara gratis dengan mendapatkan beasiswa. Meskipun mereka punya tujuan tertentu dibaliknya, tetapi setelahnya, mereka punya waktu senggang untuk berlibur. Sekarang, salah satu dari mahasiswa berprestasi tersebut adalah saya. Saya mendapatkan beasiswa dari Pertamina Foundation.

Dalam kegiatan beasiswa, kami diwajibkan untuk melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat. Program kami sepenuhnya didanai oleh Pertamina Foundation. Setiap perjalanan ke desa bahkan untuk monitoring kondisi mitra kami, semuanya ditanggung. Akhirnya, selama 2025, kami bisa sekurang-kurangnya satu kali berkunjung ke Desa Kalanganyar di setiap bulannya. Desa Kalanganyar ini punya berbagai objek wisata yang memanjakan mata. Tambak-tambak ikan yang luas memantulkan birunya langit, hingga angin sepoi-sepoi yang terasa di telinga sepanjang jalan membuat aku terlupa dengan panasnya Surabaya. Di tengah program pendampingan tersebut, kami juga diperbolehkan mengalokasikan konsumsi pendampingan sehingga kami bisa menggunakan uang tersebut untuk membeli kuliner di warung lokal, mengisi tenaga untuk memberikan manfaat bagi masyarakat sambil membantu perekonomian UMKM lokal. Rasanya begitu nikmat dan bahkan setelahnya saya menjadi lebih aktif mengikuti program pengabdian masyarakat.

Liburan Produktif di Desa  Bersama Komunitas Penerima Beasiswa di Tengah Kesibukan Kampus 

Pengabdian masyarakat di kampus sering kali mendapatkan dana bantuan program dari perguruan tingginya dan sering kali menyasar masyarakat yang ada di desa. Hal ini dapat membuat mahasiswa sebenarnya dapat merasakan suasana seperti liburan di tengah kegiatannya. Contohnya KKN di tengah masa liburan kampus. Biasanya mahasiswa kembali ke daerahnya untuk liburan. Tetapi, saat menjalani masa KKN, mahasiswa diajak oleh dosennya untuk menetap di desa dan bertukar manfaat dengan masyarakat desa. Tak jarang, mahasiswa disambut hangat dengan masyarakat desa karena kontribusinya yang luar biasa untuk membangun desa dengan memberikan teknologi dan pendampingan yang menyentuh hati. Dengan ini, ilmu yang dipelajari mahasiswa dan disalurkan ke masyarakat sampai ke titik dimana masyarakat benar-benar merasakan dampaknya memungkinkan mahasiswa mendapatkan sambutan baik dari warga dan bahkan dapat merasakan untuk tinggal bersama masyarakat dengan tanpa biaya dan seolah merupakan bagian dari keluarga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline