Lihat ke Halaman Asli

Hidup Sederhana, Hidup Bahagia: Menyelami Tiga Pilar Kebahagiaan

Diperbarui: 28 September 2025   23:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Pernahkah kita bertanya, mengapa ada orang yang hidupnya sederhana justru terlihat lebih bahagia daripada mereka yang serba berlimpah? Kebahagiaan ternyata tidak selalu sejalan dengan banyaknya harta atau kemewahan. Justru, dalam kesederhanaan, manusia sering menemukan makna hidup yang sesungguhnya.

Artikel ini akan mengulas dua hal penting: bagaimana hidup sederhana berhubungan dengan kebahagiaan (dengan analisis 5W dan 6S), serta apa saja tiga pilar kebahagiaan yang bisa menjadi pegangan hidup.

Hidup Sederhana dan Kebahagiaan: 5W

  • Wareg (makanan) makanan bergizi dan cukup, penting untuk kesehatan dan produktivitas.
  • Wastra (pakaian) pakaian yang sesuai dan cukup, merupakan hak dasar.
  • Wisma (rumah) tempat tinggal yang layak dan nyaman, mencerminkan kualitas hidup.
  • Waras (kesehatan) kesejahteraan fisik dan mental yang optimal, dasar untuk hidup yang bersemangat.
  • Waskita (pendidikan) pendidikan yang mudah diakses dan berkualitas, membina generasi yang berpengetahuan.

Prinsip Kebahagiaan-6Sa

  • Sakepenake: hidup dengan wajar, hindari berlebihan.
  • Sabutuhe: penuhi sesuai prioritas, fokus pada hal yang benar-benar penting.
  • Saperlune: ambil hanya sebanyak yang dibutuhkan, hindari pemborosan.
  • Sacukupne: penuhi kebutuhan dasar tanpa melebihi yang diperlukan.
  • Samesthine: peroleh sesuatu dengan cara yang tepat dan sah.
  • Sabenere: hidup sesuai dengan aturan dan nilai moral.

Tiga Pilar Kebahagiaan 

Selain hidup sederhana, ada tiga pilar kebahagiaan yang penting untuk kita pahami. Ketiganya ibarat fondasi kokoh yang menjaga keseimbangan hidup.

  • Pikiran yang Positif

Pikiran adalah sumber utama kebahagiaan. Pikiran positif melahirkan kedamaian, sedangkan pikiran negatif membawa keresahan. Dengan mengelola pikiran, kita menjaga kualitas hidup tetap sehat.

  • Tujuan Hidup yang Bermakna

Tujuan hidup memberi arah dan motivasi. Dalam filsafat Hindu, hal ini dikenal dengan Catur Purusartha: Dharma (kebenaran), Artha (kemakmuran), Kama (cinta), dan Moksha (pembebasan spiritual). Kehidupan yang seimbang lahir dari keempat tujuan ini.

  • Kerja yang Tulus

Kerja bukan hanya soal gaji, tapi juga pengabdian dan kontribusi. Dalam Karma Yoga, kerja yang dilakukan dengan ikhlas tanpa pamrih justru menghadirkan kepuasan batin yang mendalam.

Menyatukan Kesederhanaan dan Tiga Pilar Kebahagiaan

Bayangkan seseorang yang memilih hidup sederhana, bersyukur atas yang dimiliki, bekerja dengan ikhlas, dan punya tujuan hidup yang jelas. Hidupnya mungkin tidak mewah, tetapi hatinya damai. Itulah kebahagiaan sejati: lahir dari dalam diri, bukan dari penilaian orang lain.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline