Lihat ke Halaman Asli

Rinta Wulandari

TERVERIFIKASI

A Nurse

A Day in My Life, Sehari Jadi Perawat Nyeri

Diperbarui: 10 Oktober 2025   19:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ILUSTRASI | by Canva AI

Menjadi perawat di ruang rawat jalan, namun lebih sering bertugas di satu ruangan poli tertentu merupakan suatu kesempatan buatku. Kesempatan karena aku bisa mendalami suatu ilmu baru, dan akan terbiasa dengan aktivitas yang rutin dan diulang-ulang tiap hari. Hal ini membuatku tidak hanya mengerti, namun jadi terbiasa melakukan hal-hal yang dikerjakan di poli ini.

Aku menyadari fungsi tugasku. Sebagai profesi yang bekerja bersama dokter spesialis yang subspesialis nyeri. Sesuai nama polinya Pain Intervensi. Aku akan bersiap menerima banyak pasien nyeri dan segala keluhannya. 

Nyeri bisa dirasakan banyak orang dan siapa saja. Karena Rumah Sakit tempatku bekerja khusus persyarafan dan otak. Maka nyeri yang pasien dapat hampir keseluruhan dari sakit syaraf yang mereka miliki sebelumnya. 

Pasien stroke dapat mengalami nyeri persendian akibat spastisitas (kekakuan otot) dan kontraktur (pemendekan otot permanen), subluksasi bahu (dislokasi parsial), serta gangguan pada sistem saraf (nyeri sentral pasca-stroke). Nyeri ini bisa berupa nyeri tajam, terbakar, atau sensasi kesemutan, dan dapat memengaruhi kualitas hidup serta partisipasi dalam rehabilitasi.  

Belum lagi nyeri dari persyarafan tulang belakang. Nyeri akibat tejepitnya syaraf di tulang belakang juga merupakan salah satu keluhan yang sering kudengar di utarakan para pasien.

Ruang poli pain intervensi siap melakukan pelayanan | Dok. Pribadi

Di Poli Nyeri dokter akan melakukan Asasment ulang, mengkaji keluhan pasien dengan cara mengobrol, lalu melihat hasil pemeriksaan penunjang yang sebelumnya sudah diperiksa (Rontgen, MRI, EMG, KHS, dll). 

Kemudian melakukan pemeriksaan secara mendalam dengan Ultrasonografi (USG). Alat ini akan menyorot bagian dalam kulit yang diperiksa. Kedalamannya pun bisa diatur. Dokter akan melihat gambaran dalam bentuk otot di bawah kulit, atau organ dibawahbkukit pasien. 

Setelah melihat bentuknya lalu dokter memutuskan apakah akan di suntik, diambil cairan (jika terdapat efusi) atau terapi obat minum dulu.

Kadang aku bersama dokter ikut diskusi sambil melihat hasil sorotan USG pada pasien, diskusinya karena aku yang pingin tahu. Senangnya jika dokter mau menjelaskan sebagian ilmunya untuk juga kuketahui. Sebuah rezeki bagiku, yakni bertambahnya ilmu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline