Lihat ke Halaman Asli

Rintan khofifah Anggraeni

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Sebelas Maret

Mengenal Sosok Dr. Muhammad Rohmadi, Sang "Ratulisa" dari Universitas Sebelas Maret

Diperbarui: 16 September 2025   21:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dr. Muhammad Rohmadi, M,Hum. (Sumber : Universitas Sebelas Maret)

Ada satu sosok dosen yang begitu akrab di telinga mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS), khususnya di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Beliau adalah Dr. Muhammad Rohmadi, M.Hum., seorang pendidik yang bukan hanya mengajarkan ilmu, tetapi juga menanamkan semangat literasi.

Lahir di Sragen pada 13 Oktober 1976, Bapak Rohmadi tumbuh dengan kecintaan pada bahasa dan sastra. Kini, kecintaannya itu beliau tularkan kepada para mahasiswanya dengan cara yang unik, penuh kehangatan, dan tentu saja sangat inspiratif. Bapak Rohmadi menempuh Pendidikan Gelar Sarjana (S1) di bidang sastra, Universitas Sebelas Maret pada tahun 1999, dengan spesialisasi dalam bidang Ilmu Sastra Indonesia dan Linguistik. Kemudian, Bapak Rohmadi melanjutkan pendidikannya dengan meraih gelar Magister (S2) di Ilmu Budaya dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada tahun 2002, dengan fokus pada bidang Linguistik. Tak berhenti di situ, pada tahun 2009, beliau memperoleh gelar Doktor (S3) di Ilmu Budaya dari Universitas Gadjah Mada dengan spesialisasi dalam bidang Linguistik dan Pragmatik.

Bagi mahasiswa, nama Rohmadi hampir selalu disandingkan dengan sebutan "Ratulisa", singkatan dari (Rajin Menulis dan Membaca). Julukan ini bukan sekadar tempelan, melainkan cermin dari kiprahnya selama ini. Beliau aktif menulis, memotivasi mahasiswa agar gemar membaca, sekaligus menyebarkan energi positif melalui berbagai media, termasuk YouTube.

Jika bicara soal gaya mengajar, Pak Rohmadi punya cara yang khas. Ia kerap menggunakan "tepuk Ratulisa", sebuah yel-yel sederhana namun penuh semangat, yang membuat suasana kelas selalu hidup. Bagi mahasiswa, tepuk itu bukan hanya hiburan, melainkan pengingat akan pentingnya literasi. Di kelas, Pak Rohmadi dikenal sebagai sosok yang ramah, ceria, dan baik hati. Beliau, tidak sekadar berdiri di depan sebagai pengajar, tetapi hadir sebagai sahabat yang sabar mendengarkan, membimbing, dan mendorong mahasiswanya untuk berani menuangkan gagasan.

Selain di ruang kelas, peran Pak Rohmadi juga besar dalam skala nasional. Sejak 2014, beliau dipercaya memimpin ADOBSI (Asosiasi Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia). Di bawah kepemimpinannya, berbagai seminar nasional digelar, mempertemukan akademisi, praktisi, dan mahasiswa untuk bersama-sama mengembangkan budaya literasi.

Melihat sosoknya, kita bisa belajar bahwa menjadi pendidik bukan hanya soal menyampaikan materi. Lebih dari itu, mendidik adalah soal menginspirasi. Pak Rohmadi hadir bukan sekadar sebagai dosen, melainkan sebagai teladan yang menunjukkan bagaimana literasi bisa menjadi gaya hidup. Julukan "Ratulisa" seakan sudah melebur dengan dirinya. Beliau tidak hanya menyuruh orang lain rajin menulis dan membaca, tetapi juga melakukannya dengan konsisten. Dari sinilah pancaran inspirasinya muncul dan akan terus melekat di hati para mahasiswa yang pernah duduk di kelasnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline