Lihat ke Halaman Asli

Rinsan Tobing

TERVERIFIKASI

Seorang pekerja yang biasa saja dan menyadari bahwa menulis harus menjadi kebiasaan.

Apresiasi Tinggi untuk Tiga Petinggi Pencipta Asa

Diperbarui: 14 November 2017   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiga petinggi Jakarta yang berhasil menciptakan acuan bagi pelayanan publik yang seharusnya dengan ciri pemimpin yang benar-benar menjadi pelayan publik. Sumber: beningpost.com

Menjelang pencoblosan pemilihan gubernur DKI Jakarta di tahun 2012, penulis sempat menorehkan sebuah status di facebook. Sebelum meliput singkat beberapa tempat pemilihan suara tidak jauh dari tempat kos, ketika itu, di Kebayoran Baru, tidak jauh dari kawasan bisnis Sudirman.

Kurang lebih begini isi dari status galau karena tidak bisa memilih saat itu. Maklum, identitas masih tercatat sebagai penduduk kota kembang, Bandung. Berikut status galau yang dituliskan pada 20 September 2012.

"The history of Jakarta is in the making. So, if you want to be part of the history, tomorrow is the day. Go to the election post (TPS) and make sure that the only vote you have is given to Jokowi-Ahok. The light is on the way hitting the Jakarta terra firma for the winner will be Jokowi Ahok."

Ada keyakinan ketika itu bahwa Jokowi akan menang. Meskipun banyak kalangan menyematkan status underdog bagi Jokowi dan Ahok. Kedua penantang petahana ini bukan pemain nasional. Belum pernah berkiprah di tanah Jakarta.

Politik nasional belum menjadi jalur yang dijalani. Kedatangan ke Jakarta dianggap sebagai perantau saja. Pada prinsipnya, para calon yang ikut dalam pemilihan gubernur di  2012 itu, menganggap Jokowi dan Ahok bukanlah siapa-siapa.

Hingga kemudian pada hasil pasca pemilihan, ternyata pasangan calon underdog ini menjadi penantang kedua bagi petahana yang terkenal dengan tagline "Serahkan pada ahlinya". Hasil akhir menjadi sebuah katalisator bagi dahaga masyarakat yang menginginkan pemimpin yang mau bekerja. Pasangan calon ini, dalam proses blusukannya, menjanjikan bahwa mereka akan bekerja.

Waktu berjalan, kepemimpinan Jokowi menjanjikan harapan bagi warga Jakarta. Tidak lama setelah menjadi pemegang tampuk kepemimpinan Jakarta, Jokowi dengan gemilang melakukan ground breaking pembangunan Mass Rapid Transport (MRT) berbasis rel dengan kombinasi underground and elevatedtracks.

MRT yang sudah puluhan tahun direncanakan dengan bantuan dari Japan International Cooperation Agency, hanya tinggal rencana dan rencana hingga Jokowi menjadi penguasa di Jakarta. Bahkan hanya setelah 4 bulan memerintah. Ajaib, kan! Kok bisa?

Berbilang para para pemimpin di Jakarta, tetapi tidak satu pun dapat memecahkan telur pembangunan MRT itu. Indonesia sudah dikalahkan banyak negara di Asia Tenggara dalam konteks infrstruktur transportasi massal ini, tetapi itu tidak menjadi pelecut bagi para pemimpin lalu untuk merealisasikan rencana tua itu.

Rumornya ada interest-what's-in-it-for-me faktor yang tidak dapat diselesaikan dan disepakatkan. Sehingga donor dalam hal ini JICA menolak untuk mengucurkan dananya untuk membangun infrastruktur penting itu. Jokowi datang dan memastikan bahwa uangnya akan digunakan dengan tiga prinsip efisien, efektif dan dengan pemanfaatan tinggi, Jepang pun tidak ragu meluncurkannya dengan cepat.

Tidak lama, dengan disiplin tinggi, progres cepat dicapai. Tidak lama, hanya dua tahun Jokowi memimpin Jakarta, tetapi telah berhasil menciptakan benchmark baru dalam pelayanan publik di Jakarta. Di kota yang katanya banyak sekali kepentingan. Karena banyak sekali pejabat yang lebih tinggi dari gubernur yang berdiam di Jakarta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline