Lihat ke Halaman Asli

Cokelat dan Arloji

Diperbarui: 13 Juli 2020   04:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Pertemuan

Sapuan angin menerbangkan beberapa helai rambutku yang lepas dari ikatannya. Aku tergerak mengikatnya lebih rapi sambil melihat sekeliling kafe yang mulai ramai. Kafe ini memberikan dua ruang berbeda. Terbuka di sekitar bangunan induk dengan konsep seperti paviliun atau kursi empuk bersekat di dalam yang nyaman.

Kali ini aku dan Syifa memilih di luar. Dengan perkiraan sore ini tidak akan turun hujan. Namun, kumpulan awan putih itu berkumpul berubah keabu-abuan, pekat. Sepertinya mendung itu akan segera menumpahkan airnya.

"Fa, kita pindah ke dalam?"

"Kenapa?"

"Kayaknya mau hujan. Kalau deras, tempiasnya sampai ke kursi ini."

"Ayuklah."

Sebelum pesanan mereka diantar, ada baiknya memang pindah ke dalam. Selain itu, sekat di antara dua kursi di ruang dalam membuatku terlindungi. Syifa mengenyakkan pantatnya lebih dulu, lalu berkata lirih.

"Nay, tahu gak aku kemarin ketemu siapa. Di sini?"

"Enggak."

"Tebaklah dulu. Nggak seru, deh."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline