Lihat ke Halaman Asli

Dan "Untuk Yang Selalu Bertanya Kapan Nikah?"

Diperbarui: 24 Agustus 2022   04:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto: pesantren.id

Sebenarnya aku telah lama berhasil meninggalkan ketakutan terhadap semua yang akan terjadi pada esok hari seperti urusan perut yang lapar, rencana semesta, urusan sakit hati hingga bab jodoh.

Meski tren kekinian anak muda mulai dengan ke pura puraan, bahwa apa yang telah didapatkan tidak cukup dianggap ada keberadaannya karena sibuk memisahkan kata dari dusta agar tetap seimbang menjalani pura pura hidup.

Mengapa demikian? bukankah segala sesuatu memang sudah ada konsepnya? lantas mengapa harus pura pura tidak mau tahu?

Dulu aku pernah heran mengapa takut masa depan, misteri timbal balik dari sebab akibat yang akan melahirkan aksiden. Ini terjadi saat aku terlalu menghawatirkan cara hadirnya jodoh.

Seperti apa ya bentuk jodohku nanti, apakah dia mirip dengan ku? ada dimana dia? kapan ya waktu yang tepat itu datang bersama jodoh? 

Sial memang membicarakan hal ini, tapi begitu lah pura pura. Padahal setiap orang mampu meyakini urusan jodoh, namun masih saja terjebak demgan dusta dari kata kata.

Memaknai hal itu belajar dari cerita Nasihat Aristoteles kepada muridnya.

Saat itu salah satu murid mengajukan sebuah pertanyaan kepada gurunya Aristoteles mengenai arti dari cinta sejati. 

Kemudian sang guru Aristoteles menyuruhnya melakukan perjalanan ke sebuah tempat yang penuh dengan bunga-bunga yang indah. 

Sepulangnya dari tempat tersebut si murid diharuskan membawa satu bunga yang dipetik dari taman tersebut, namun ada satu syarat ketika sudah melewati ladang bunga tersebut tidak boleh untuk kembali lagi atau melihat kebelakang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline