Lihat ke Halaman Asli

Rindang Ayu

Ibu rumah tangga mulai menekuni bidang sosial keagamaan

Memahami Makna Akhlak pada Jargon "Revolusi Akhlak HRS"

Diperbarui: 18 November 2020   00:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto Habib Rizieq Shihab saat berorasi/fajar.co.id

Setelah kembali tiba di Indonesia dari pengasingannya di Arab Saudi pada 10 November 2020, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) menyerukan gerakan "revolusi akhlak."

Sekretaris Umum FPI, Munarman menjelaskan revolusi akhlak yang dimaksud HRS adalah mengubah perilaku bangsa Indonesia agar sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW.

"Kalau rezim pak Jokowi dengan pimpinan Pak Jokowi membuat slogan revolusi mental, maka Habib Rizieq menyuarakan serta akan memimpin revolusi akhlak," kata Munarman melalui YouTube Front TV

Pada beberapa kesempatan Munarman mencontohkan revolusi akhlak adalah mengubah perilaku agar pejabat tidak berbohong, tidak korupsi, tidak dzalim, tidak khianat, dan sebagainya.

Respon Revolusi Akhlak HRS 

Seruan revolusi akhlak HRS memunculkan respon yang beragam. Bagi mereka yang sejak lama anti HRS serta merta merespon negatif jargon tersebut. Tentu mereka punya dalih yang kuat, menurutnya sejauh ini sang imam besar FPI itu menunjukkan akhlak yang "kurang baik".  Dalam beberapa tausiyahnya HRS sering melontarkan kalimat hinaan, cacian, makian, dan kata-kata lain yang dipandang tidak elok, seperti goblok, bejat, busuk, dan sebagainya.

Sementara bagi pendukung fanatik HRS, mereka tidak terpengaruh dengan apa yang dipersoalkan pihak yang anti HRS. Mereka tetap mendukung seruan revolusi akhlak yang diyakini akan dapat memperbaiki kondisi bangsa. Ungkapan-ungkapan keras dan kasar HRS merupakan stile sang imam besar dalam berorasi.

Namun bagi mereka yang moderat, ceramah HRS terbaru pada peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang mengulang-ulang kata "lonte" untuk seseorang yang dinilai telah melecehkannya tentu sangat disayangkan. Setidaknya tutur kata merupakan bagian dari akhlak.

Sedangkan pihak istana melalui Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan Donny Gahral Adian menilai revolusi akhlak HRS merupakan seruan penggulingan kekuasaan Presiden Jokowi. Donny mengingatkan agar revolusi akhlak yang dicanangkan HRS berbentuk gerakan moral dan tidak sampai berujung pada kekerasan.  Jika dilakukan dengan baik dan benar, pihak pemerintah akan menyambut revolusi akhlak yang dimotori HRS karena memang bertujuan memperbaiki moral

Pendukung Fanatik 

Gaya bicara tidak akan merubah kecintaan pendukung pada idolanya. Membandingkan dengan HRS, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok juga mempunyai gaya bicara yang keras dan kasar. Kendati Ahok sering melontarkan kata-kata kasar dan makian seperti HRS, tetap saja para pendukung tidak mempersoalkannya dan tetap menyanjungnya sebagai sikap tegas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline