Lihat ke Halaman Asli

Pagar Bagus yang Tidak Bagus

Diperbarui: 23 Mei 2019   22:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber ilustrasi : pixabay

Jon Koplo muda heran, kenapa dia dipilih menjadi pagar bagus untuk mengiringi pengantin ke pelaminan di hotel berbintang itu. Dia ingin menolak, tapi dia masih berkerabat jauh dengan pengantin perempuan. Lagi pula, Lady Cempluk muda mendapat tugas menjadi pagar ayu. Klop dah dia sama sekali tidak bisa menolak!

Sebelum pasangan pengantin diiringi ke pelaminan, rombongan pagar bagus  disuruh berganti pakaian yang namanya teluk belanga. Maklum, yang menikah itu asli orang Riau dan menggunakan adat Melayu.

Jon Koplo santai saja mengenakan baju teluk belanga, neski agak geli karena kain baju  menyentuh kulit badannya. Tiba mengenakan celana, barulah dia kelabakan. Celana itu sangat licin dan longgar.

"Bagaimana cara memakainya?" tanya Jon Koplo kepada teman di sebelahnya.

"Lho, celana panjangmu tidak dilepas dulu?" Si teman menggeleng-geleng.

"Biarlah celanaku tak dilepas. Pakaian ini terasa geli menyentuh kulit." Jon Koplo meringis.

Si teman akhirnya membantu Jon Koplo mengenakan celana teluk belanga itu, dengan mengencangkan pengikat yang terbuat dari tali benang  di bagian pinggang celana itu. Dan, sip! Semua selesai.

Jon Koplo kemudian mesem-mesem ketika mengiringi pengantin menuju ke pelaminan. Kebetulan Jon Koplo berpasangan dengan Lady Cempluk. Berbunga-bungalah hatinya. Apalagi dia merasa beberapa pasang mata undangan mengarah kepadanya. Makin membusung pula dadanya. 

Setelah pengantin duduk di pelaminan, rombongan pagar bagus dan pagar ayu disuruh mencicipi hidangan lebih dulu. Jon Koplo yang sudah lapar sejak tadi, menerobos sampai ke antrian pertama. Setelah menyendukkan nasi ke piring, kok tiba-tiba kaki Jon Koplo seperti ada yang menahan-nahan? Apakah ada yang tidak senang lantaran tadi dia menyerobot antrian?

Dia mecoba menendang ke arah belakang, tapi kakinya tertahan. Ketika dia menunduk, brrr... ternyata celana teluk belanga tidak lagi membelit pinggang, melainkan membelit mata kakinya. Untung tidak ada orang yang melihat. Untung pula tadi dia tidak melepas celana panjang.

Jon Koplo terpaksa meninggalkan piringnya di meja hidangan dan terseok-seok ke belakang pintu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline