Lihat ke Halaman Asli

Muhamad Baqir Al Ridhawi

Lagi belajar nulis setiap hari.

Tentang Kita dan tentang Makan

Diperbarui: 1 Maret 2021   23:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Suatu malam yang tidak sunyi, aku berada di Mushola. Lantunan ayat-ayat surat Yasinlah yang memenuhi ruangan Mushola. Bahkan memancar keluar.

Habis itu hal yang terutama, atau paling utama dimulai: makan-makan. Makan adalah yang terutama bagiku. Mungkin juga bagimu. Karena makan adalah kebutuhan utama atau bahasa kerennya kebutuhan primer.

Bungkusan nasi megono dibagikan secara estafet, atau umpan-umpanan. Karena aku pengumpan pertama, maka aku mendapatkan bungkusan nasi terakhir. Sesudah itu makan pun dimulai. Setengah perjalanan penghabisan nasi megono, tiba-tiba terdengar suara bapak-bapak, "tehe ono rak ke? Seretke." Tehnya ada gak nih? Seret nih.

Kemudian beberapa gelas teh didatangkan oleh ibu-ibu. Dan seperti tadi, aku jadi pengumpan pertama. Dan ternyata, bukannya aku mendapatkan teh terakhir, aku malah mendapatkan tidak-mendapatkan-apa-apa.

"Aduh, mase iki ora oleh teh mesti seret," kata bapak-bapak yang bilang seret tadi ketika aku lagi makan dengan tanpa minum.

Tetapi, padahal, aku tidak seret. Serius. Mungkin karena aku makan dengan mempraktikan ilmu pengetahuanku.

Sejauh yang aku tahu, cara makan kita dapat dikatakan baik (makanan dapat terserap oleh tubuh dengan baik) jika kita sudah menguyah makanan dengan baik, alias hingga kita bisa menelannya dengan tanpa ada rasa seret-seretnya, juga dengan tanpa bantuan air minum. Dan minum itu, yang aku tahu, dilakukannya di awal dan di akhir, bukan di tengah-tengah. Makanya makannya yang santai, jangan buru-buru.

Dan apalagi kalau makannya bakso. Jelas sekali aku tidak perlu beli minum. Tetapi dulu, aku pernah makan bakso bareng teman-temanku, dan kejadian lucu terjadi.

Ketika bakso dan minum didatangkan oleh pelayan, lalu dibagikan, salah temanku heran.

"Kamu gak pesan minum?" tanyanya.

"Lha ini," tunjukku dengan mengangkat kuah menggunakan sendok.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline