Lihat ke Halaman Asli

Ridha Afzal

TERVERIFIKASI

Occupational Health Nurse

Bagaimana Jika Berantem dengan Rekan Kerja?

Diperbarui: 21 Maret 2021   20:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berantem Sesama Rekan Kerja (Source: iStock)

Dari sejumlah pengalaman teman-teman dan senior di lapangan, saya melihat tidak ada perusahaan yang sempurna. Betapa pun milik sendiri, selalu ada yang namanya masalah. Kecuali bekerja sendirian. Semua dikelola sendiri: direncanakan, diorganisasi, koordinasi, diarahkan, dipimpin dan dievaluasi sendiri.

Mungkin saja bisa kerja sendiri, sepanjang organisasinya kecil dan aktivitasnya sedikit. Akan tetapi harus disadari, kemampuan manusia itu terbatas.

Terlepas adanya kelebihan yang dimiliki oleh setiap manusia, kita harus akui, kekurangan yang kita miliki bisa ditutupi oleh orang lain. Oleh karena itu, kerja sama dengan orang lain sangat dibutuhkan.

Kerja sama dengan orang lain di sini tidak mudah, karena setiap orang memiliki kepala dengan isi yang berbeda. Memahami perbedaan di sinilah yang tidak mudah. Butuh pembelajaran dalam waktu lama. Mengerti orang lain saja belum cukup. Ada ilmunya.

Teman-teman saya yang berada di luar negeri, tidak jarang share pengalaman bagaimana menghadapi konflik dengan rekan kerjanya. Dengan orang Filipina, India, Eropa, Australia, Malaysia Singaporean, Brunei, hingga  USA serta Canada. Sangat bisa dimengerti jika konflik terjadi karena perbedaan latar belakang budaya dan bahasa. 

Namun tidak sedikit pula yang konfliknya dengan sesama orang Indonesia. Hanya karena masalah sepele di tempat kerja bisa 'berantem'. Memang tidak berantem secara fisik berupa tawuran. Namun berantem dalam artian psikologis itu tidak kalah seru. Bisa tidak menyapa berbulan-bulan, hingga tahunan.

Kacau kan?

Konflik sekantor dengan orang yang berbeda warga negara lebih mudah menurut saya, karena umumnya mindset kita sesuaikan dengan cara pandang mereka. Orang India, Filipina, Eropa dan USA (orang Barat) lebih terbuka. Orang Arab juga demikian. Sekarang tengkar, besok makan bareng tidak masalah. Orang kita, umumnya tidak demikian. Sekarang tengkar, jangan harap bertegur sapa dalam sebulan. Payah kan?

Lebih payah lagi jika teman kerja ini tidak bisa bedakan mana urusan kerjaan mana pribadi. Kita sering hadapi masalah ini di tempat kerja dalam ruang lingkup kecil dan di daerah, bukan di kota-kota besar yang multicultural. Kerja di lingkungan multicultural lebih terbuka sifatnya. Faktor pendidikan dan luasnya pergaulan juga sangat berpengaruh dalam menyelesaikan konflik antar rekan kerja.

Saya melihat ada beberapa tahapan bagaimana solusinya dalam menghadapi masalah ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline