Lihat ke Halaman Asli

Ridha Afzal

TERVERIFIKASI

Occupational Health Nurse

Aura PKS Pasca Kegaiban Anis Matta dan Fahri Hamzah

Diperbarui: 25 Agustus 2020   16:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: indopolitika.com

Anggota Dewan PKS yang Tidak Konsisten

Tahun lalu, naskah buku saya rampung. Ingin saya terbitkan. Namun butuh dana. Tidak banyak, tetapi cukup besar untuk saya yang kerja saja baru memulai. Sekitar Rp 5 juta. Buku ini rencananya akan saya distribusikan untuk mahasiswa, kampus serta organisasi profesi. Yang untuk diri sendiri sekitar 20%.

Rencana penggalangan dananya saya peroleh melalui beberapa tokoh yang saya anggap perhatian terhadap profesi dan pengembangan pendidikan kita. Salah satunya dari anggota dewan utusan PKS yang ada di DPR.

Saat saya sampaikan proposalnya, dia bilang 'iya' disanggupi. Saya pun senang. Saya tunggu, satu-dua-tiga bulan, tidak juga datang realisasi janjinya. Saya pun mengingatkan siapa tahu lupa, sesudah 3-6 bulan. Ternyata saya dapat jawaban yang sama, hanya janji tanpa realisasi. Hingga setahun lebih saat ini tidak ada berita.

Maksud saya meminta bantuan adalah, dari kantong PKS, bukan kantong pribadi. Jika ada dana untuk Pengabdian Masyarakat, beritahu kami ini sebagai simpatisannya. Kalau tidak ada, beritahu saja terus terang, tidak ada. Bukan jangan janji-janji kosong, yang tidak ada realisasinya. 

Ini mencoreng nama baik partai. Seolah PKS tidak konsisten. Nila setitik, rusak susu sebelanga. Saya sedikit kecewa dengan oknum PKS yang seperti ini. Apalagi seorang tokoh di MPR kelasnya.

PKS di Luar Negeri

Boleh jujur kan? Dua kali berturut-turut, dalam Pemilu, saya pilih PKS (Partai Keadilan Sejahtera). Partai serupa, di Turki dan India sangat populer, karena kejujuran, keberanian bicara benar, serta konsisten dalam mengedepankan kebenaran.

Saya punya teman di India dari partai ini. Memang Justice Party ini, di sana dominasi oleh orang-orang Islam sejauh ini. Tetapi yang non-muslim juga tidak sedikit yang ikut serta. Karena India mayoritas penganut Hindu. Jadi wajar jika pengusung PKS di sana tidak banyak yang duduk di parlemen.

Hemat saya, yang dilakukan oleh orang-orang Justice Party ini (PKS nya India dan Turki), sebenarnya mirip dengan apa yang dilakukan oleh PKS kita.

Saya pilih PKS karena mengangkat isyu kejujuran. Walaupun ada oknum PKS yang 'korupsi',  tetapi angka korupsinya tahun 2017 paling rendah (PKB dan PKS) dibandingkan dengan partai politik lainnya (Golkar dan PDIP) (Detik.com, 1/10/2017). Saya suka pilih kiprah partai yang demikian. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline