Lihat ke Halaman Asli

Ridha Afzal

TERVERIFIKASI

Occupational Health Nurse

Agar Hasil Kerja Anda Dihargai Atasan

Diperbarui: 3 Juli 2020   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi bos dan anak buah| Sumber: Pixland

Setiap orang pernah mengalami bagaimana rasanya menjadi bawahan. Orang yang tiba-tiba menjadi pimpinan atau pengusaha, memang secara fisik mungkin tidak pernah mengalami bagaimana rasanya jadi seorang bawahan. Tetapi mereka bukan berarti tidak punya atasan. 

Atasan seorang pengusaha adalah pelanggan. Pelanggan lah yang mendikte pengusaha harus bagaimana guna memenuhi tuntutan kebutuhan mereka.

Saat status saya masih mahasiswa, praktik kerja di rumah sakit, bisa melihat langsung bagaimana rasanya menjadi staf yang baru saja kerja. Predikat junior sangat tidak nyaman. Junior selalu menjadi bahan suruhan. Junior banyak dipanggil. Bahkan disalahkan kalau ada apa-apa. Sedih sekali rasanya.

Makanya sempat muncul dalam benak ini pikiran untuk tidak bekerja di rumah sakit sebagai bawahan. Pada saat yang sama, saya mikir,: "Kerja di mana ya ...supaya langsung bisa jadi pimpinan?" Saya belum menemukan jawabnya.

Pada saat yang sama, saya juga mikir, bagaimana seorang pimpinan perusahaan memimpin jika tidak pernah mengalami jadi bawahan? Tentu akan repot. Tugas seorang pimpinan itu meliputi Planning (merencanakan), Leading (mengarahkan), Organizing (mengorganisasi) dan Coordinating (berkoordinasi). 

Keempat fungsi dan peran itu membutuhkan pengalaman. Bisa dipastikan pimpinan yang tidak pernah menjadi bawahan akan sulit menerapkan tugas dan fungsinya di tempat kerja.

Saya tahu bahwa menjadi bawahan itu berat. Terutama jika berlarut-larut, kelamaan. Di rumah sakit, kami mahasiswa saja yang praktiknya bayar, kadang dibentak dan jadi bahan "bulan-bulanan". Jadi bawahan lebih berat lagi.

Jadi bawahan itu, kalau punya usulan tidak pernah digubris, meskipun bagus. Kalau punya ide tidak pernah dihargai, meskipun bermanfaat. Kalau tidak punya ide dianggap pasif. Kalau punya, tidak diakui. Bawahan itu kalau baik, lumrah. Tapi kalau atasan yang baik, pujian datang dari mana-mana.

"Dik, tolong ambilkan kursi. Dik tolong pindah ke sana. Dik, tolong ini diantar ke sana. Dik tolong dibantu ini. Dik tolong itu dibetulin. Dik, tolong besok masuk sore ya? Dik, besok laporannya disusun. Dan lain-lain dik......."

Pokoknya, junior, bawahan merupakan tempat minta tolong para senior. Tetapi bukan tempat mendapatkan penghargaan meskipun yang mengerjakan adalah bawahan. 

Kesan inilah yang banyak melekat di benak para buruh, junior atau bawahan. Mau di klinik, Puskesmas, rumah sakit, toko, supermarket, perusahaan kecil atau pertambangan, semuanya kurang lebih sama.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline