Lihat ke Halaman Asli

Geopolitik Populer: Mengenal Kota Pohang Melalui Drama "Hometown Cha Cha Cha"

Diperbarui: 13 Desember 2022   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: imdb.com

Korean Wave atau yang biasa disebut Hallyu merupakan fenomena mendunianya budaya Korea Selatan. Seperti yang bisa kita lihat saat ini, tidak ada satu pun negara yang tidak mengenal budaya Korea. Mulai dari fashion, film, drama, musik bahkan makanan. Tidak hanya diminati oleh kalangan remaja saja, tetapi anak kecil sampai orang tua pun juga mengenal dan menggemari budaya dari Negeri Gingseng tersebut. Adanya fenomena Korean Wave tidak hanya menarik minat masyarakat dunia akan kebudayaannya saja tetapi juga mempengaruhi pariwisata Korea Selatan. Sebelum fenomena Korean Wave menyebar di seluruh dunia, Korea Selatan bukanlah tujuan wisata yang populer. Sebab, Jepang dan Cina merupakan destinasi wisata Asia yang lebih dikenal. Berkat adanya pesona dari Korean Wave terutama K-Drama, Korea Selatan berhasil menyusul Jepang menjadi salah satu negara dengan tujuan wisata Asia yang paling populer di dunia (Rastati, 2018).

Korean Drama (Drama Korea) atau yang biasa disingkat K-Drama merupakan fase awal dari terjadinya persebaran Korean Wave. Istilah Korean Wave itu sendiri pertama kali dipopulerkan oleh salah satu jurnalis dari Tiongkok melalui surat kabar, yaitu Beijing Youth Daily. Dalam surat kabar tersebut, istilah Korean Wave digunakan untuk mendefinisikan sebuah keadaan yang terjadi di negaranya pada pertengahan tahun 1997 (Yok et, al, 2014: 6). Pada saat itu, masyarakat Tiongkok untuk pertama kalinya terobsesasi dengan budaya Korea Selatan yaitu melalui salah satu Korean Drama (K-Drama) yang berjudul What is Love All About. K-Drama yang bertemakan kekeluargaan tersebut ditayangkan di salah satu televisi yang ada di Tiongkok yaitu China Central Television (CCTV) dan berhasil meraih antusias masyarakatnya (Lee, 2011: 86).

Berawal dari media Tiongkok tersebut, fenome Korean Wave akhirnya memperlihatkan perkembangannya dan mulai mendapatkan perhatian dari negara-negara lain. K-Drama bisa dikatakan cepat dalam mendapatkan perhatian pemirsa televisi dunia terutama di Singapura, Malaysia, Jepang, Cina hingga Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan drama Korea menyuguhkan cerita yang tidak mudah ditebak dipadu dengan akting aktor dan aktrisnya yang menakjubkan (Nurhablisyah, 2010 : 105). Tidak hanya itu saja, K-Drama juga menyuguhkan  keindahan dari Korea Selatan. 

Dalam drama Korea, berbagai macam scene yang ditampilkan memperkenalkan bahwa di Korea Selatan memiliki banyak tempat-tempat dengan beragam keindahan sehingga membuat para penonton takjub hingga ingin berkunjung dan menikmati secara langsung. 

Terdapat berbagai macam tempat yang ditampilkan dalam drama Korea, seperti tempat-tempat bersejarah, seperti Jembatan Woljeong, yang ditampilkan dalam drama Eternal Monarch pada episode ke-2, kemudian ada Istana Changdeokgung yang digunakan sebagai lokasi syuting drama Kingdom. Selain tempat-tempat bersejarah, drama Korea juga menampilkan tiap-tiap sudut ibu kota Korea Selatan, yaitu Seoul, seperti Jembatan Wonhyo. Jembatan yang melintasi Sungai Han tersebut sering digunakan oleh beberapa drama, seperti Because This is My First Life dan My Roomate is A Gumiho. Kemudian ada Seoul Fortress Wall, yang mana merupakan benteng kuno yang ada di tengah Kota Seoul. Tempat tersebut dapat dijumpai di beberapa drama, seperti Run On dan Find Me in Your Memory. Tidak hanya selalu berlatar di kota Seoul saja, beberapa kota-kota lainnya bahkan pedesaan juga turut menjadi latar tempat dalam drama Korea. Contohnya, drama Warm and Cozy yang berlatar di Pulau Jeju dan Racket Boys di Kota Gangneun-si.

Melalui drama Korea atau K-Drama, masyarakat dari berbagai negara dapat mengenal Korea Selatan lebih mudah dan lebih dalam. Banyak budaya-budaya atau tempat-tempat di Korea Selatan yang sebelumnya belum diketahui oleh banyak masyarakat luar, jadi mengenal dikarenakan adanya drama Korea. Hal tersebut dapat dilihat dari drama Korea yang berjudul Hometown Cha Cha Cha

Drama bergenre komedi romantis ini ditayangkan tahun lalu di stasiun televisi Korea Selatan tvN dan platform streaming Netflix dan dibintangi oleh Kim Seon Ho dan Shin Min Ah dan. Mengutip dari situs Soompi, Hometown Cha Cha Cha merupakan remake dari film Mr. Hong yang tayang pada 2004. Drama ini sendiri digarap oleh sutradara Yoo Je Won yang sebelumnhya sudah menggarap beberapa seperti Hi Bye Mama, Abyss, Hundred Million Stars from the Sky,  Oh My Ghost serta Tomorrow With You. Sementara untuk penulis naskah Hometown Cha Cha Cha dikerjakan oleh Shin Ha-eun yang sebelumnya dikenal melalui drama The Crowned Clown.

Hometown Cha Cha Cha ini sendiri mengisahkan tentang Yoo Hye Jin (Shin Min Ah), seorang dokter gigi pragmatis yang memegang teguh prinsip hidupnya. Ia memutuskan pindah dari Seoul ke desa tepi laut Gongjin dan membuka klinik sendiri. Di desa tersebut, Yoo Hye Jin harus berhadapan dengan warga Gonjing dengan karakter beragam, termasuk Hong Du Sik (Kim Seon Ho), seorang pekerja sampingan yang ahli di segala bidang. Ia selalu tampak sibuk karena membantu orang-orang desa. Awalnya, Hye Jin dan Doo Shik sering bertengkar karena sifat keduanya yang saling bertolak belakang. Namun perlahan-lahan mereka saling tertarik dan jatuh cinta.

Drama ini menghadirkan kehidupan pedesaan yang hangat, yang mana penduduknya ramah dan memiliki rasa kepedulian dan ingin tahu yang tinggi. Hal ini sudah mulai jarang ditemui di kota-kota besar. Selain itu, drama ini juga memanjakan mata dengan menghadirkan panorama alam desa Gongjin yang indah. 

Dalam drama tersebut, Gongjin diceritakan sebagai desa pesisir yang sangat damai dengan pemandangan pantai pasir cokelat yang sepi wisatawan  , rumah-rumah beratap rendah dengan perkarangan luas, pasar sayuran dan tangkapan laut, pelabuhan dan mercusuar merahnya, tidak ketinggalan bukit yang menyuguhkan pemandangan laut tak berujung di depan mata. Namun, Gonjing itu sendiri merupakan nama desa fiktif yang digunakan dalam drama ini. Desa yang memiliki nama Gongjin dalam Hometown Cha Cha Cha ini bertempat di Kota Pohang. Pohang merupakan kota yang terletak di Provinsi Gyeongsang Utara, Korea Selatan. Lokasinya cukup jauh dari hiruk pikuk ibu kota. Desa ini berjarak sekitar 272 Km dari Seoul (Nugroho, 2021).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline