Lihat ke Halaman Asli

YUSRIANA SIREGAR PAHU

TERVERIFIKASI

GURU BAHASA INDONESIA DI MTSN KOTA PADANG PANJANG

Cerpen: Luka Pram Ketika Tinuk Hanya Menginginkan Anaknya

Diperbarui: 15 Februari 2023   15:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi pernikahan:foto by The Asian Parent

Matahari sudah menerobos ventilasi kamar Pram ketika ia terbangun kedua kalinya. Bangun pertama ia pergi shalat ke Masjid Taqwa Muhammadiyah untuk shalat Subuh. Lalu ia tertidur lagi saat membaca Al Quran.

Sekarang bangun kedua, ia akan segera melaksanakan shalat Dhuha. Ya, sejak sakit parah dulu menderanya, perlahan Pram mulai memperbaiki diri. Pelan-pelan, ia belajar ilmu agama yang sudah dipelajarinya ketika SD dan di pengajian malam di rumah Batas temannya.

Di sanalah anak-anak belajar mengaji dan belajar shalat. Guru mereka bernama Bapak Samri dan Bapak Agus. Di sana hanya belajar mengaji dan belajar shalat. Diulang lagi di Sekolah Dasar bersama Pak Ali guru agamanya di SD tersebut.

Ketika sakit parah dulu Ko Taher menasihatinya agar hidup normal. Laksanakan perintah agama step by step. Membaca Al Quran dan jangan begadang. Sebab, di malam harilah terjadi pergantian sel darah merah. Tak terganti meski tidur di siang hari.

"Pram!"

"Ya, Mak." Jawab Pram masih duduk di atas sajadahnya. Ia belum berdoa usai shalat Dhuha.

"Tinuk tak ada di dapur. Mak kira di sini bersama kamu." Jelas Mak panjang.

"Ndak ada, Mak. Mungkin Tinuk sudah ke Toko Mak. Sekarang hari Sabtu. Tinuk tak tugas." Jelas Pram.

"Pram, Mak lihat surat ini di atas meja. Sepertinya buat kamu." Mak menyodorkan surat itu kepada Pram. Mak buta huruf. Mak tak pandai membaca. Keluarga Mak dulu tinggal di hutan Pasaman guna menghindari pergolakan sehingga tak sekolah.

Tapi Ayah Pram, Pak Sahar, bisa membaca bahkan sangat lancar. Ia juga pintar. Ia sudah berusaha mengajari istrinya, namun belum berhasil. Mungkin karena sibuk ke sawah dan ke ladang, Mak merasa membaca tak perlu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline