Perkembangan zaman dan meningkatnya partisipasi perempuan dalam sektor publik menjadi fenomena sosial yang penting dalam dekade terakhir. Perempuan kini tidak hanya berperan dalam lingkup domestik, tetapi juga aktif dalam dunia kerja, pendidikan, dan kepemimpinan. Data Badan Pusat Statistik (2023) menunjukkan bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan di Indonesia mencapai 54,17%, mencerminkan keterlibatan perempuan yang semakin kuat dalam bidang ekonomi. Namun, keterlibatan ini tidak dibarengi dengan perubahan struktural yang signifikan dalam distribusi peran domestik, sehingga menimbulkan apa yang disebut sebagai beban ganda perempuan
Beban ganda ini tertuju ada situasi yang dimana perempuan harus menjalankan tanggung jawab diranah pekerjaan dan ranah rumah secara bersamaan. Ketimpangan sosial ini tidak hanya berdampak kepada psikologi perempuan yang bisa menimbulkan stress tapi bisa juga berdampak kepada produktivitas kerja perempuan,. Banyak studi kasus yang dialami perempuan dimana kebingungan terjadi, perempuan harus memilih antara professional dalam pekerjaan atau mengurus rumah tagga, yang tidak dialami oleh pria (Ofetri et al., 2025)
Realitas tersebut diperkuat oleh studi empiris yang menunjukkan bahwa perempuan yang bekerja harus bisa strategi yang adaptif untuk bisa menjaga keselarasan antara pekerjaan dan urusan rumah tangga. Tetai strategi ini bersifat individual dan tidak didukung oleh kebijakan ataupun sistem (Delfan & Handoyo, 2025). Permasalahan ini menunjukan bahwa adanya penghalang peran gender yang masih kental didalam masyarakat dan mendorong untuk merumuskan strategi kolektif dan sistemik untuk mengatasi beban ganda perempuan.
Meskipun kajian-kajian telah membahas tentang kompleksitas persoalan ini, masih terdapat kesenjangan dalam menerapkan solusi. Strategi yang dikembangkan umumnya terbatas pada coping mechanism berbasis pribadi dan belum mencerminkan transformasi struktural terhadap nilai-nilai patriarkal yang mengakar. Oleh karena itu, artikel ini berfokus untuk menganalisis strategi-strategi yang digunakan oleh perempuan dalam menghadapi peran ganda, sekaligus mengkritisi sistem sosial yang memperkuat ketimpangan gender.
Tujuan utama artikel ini adalah memberikan pemahaman yang luas tentang strategi yang mengatasi beban ganda pada perempuan. Artikel ini juga bertujuan untuk memberikan kesadaran tentang pentingnya kebijakan dan dukungan suatu institusi dalam menciptakan keadilan peran gender. Secara teoretis, artikel ini memberikan kontribusi terhadap wacana sosiologi keluarga dan gender; secara praktis, memberikan rekomendasi strategis bagi individu, institusi, dan pembuat kebijakan.
Perkembangan zaman dan meningkatnya partisipasi perempuan dalam sektor publik menjadi fenomena sosial yang penting dalam dekade terakhir. Perempuan kini tidak hanya berperan dalam lingkup domestik, tetapi juga aktif dalam dunia kerja, pendidikan, dan kepemimpinan. Data Badan Pusat Statistik (2023) menunjukkan bahwa tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan di Indonesia mencapai 54,17%, mencerminkan keterlibatan perempuan yang semakin kuat dalam bidang ekonomi. Namun, keterlibatan ini tidak dibarengi dengan perubahan struktural yang signifikan dalam distribusi peran domestik, sehingga menimbulkan apa yang disebut sebagai beban ganda perempuan
Beban ganda ini tertuju ada situasi yang dimana perempuan harus menjalankan tanggung jawab diranah pekerjaan dan ranah rumah secara bersamaan. Ketimpangan sosial ini tidak hanya berdampak kepada psikologi perempuan yang bisa menimbulkan stress tapi bisa juga berdampak kepada produktivitas kerja perempuan,. Banyak studi kasus yang dialami perempuan dimana kebingungan terjadi, perempuan harus memilih antara professional dalam pekerjaan atau mengurus rumah tagga, yang tidak dialami oleh pria (Ofetri et al., 2025)
Realitas tersebut diperkuat oleh studi empiris yang menunjukkan bahwa perempuan yang bekerja harus bisa strategi yang adaptif untuk bisa menjaga keselarasan antara pekerjaan dan urusan rumah tangga. Tetai strategi ini bersifat individual dan tidak didukung oleh kebijakan ataupun sistem (Delfan & Handoyo, 2025). Permasalahan ini menunjukan bahwa adanya penghalang peran gender yang masih kental didalam masyarakat dan mendorong untuk merumuskan strategi kolektif dan sistemik untuk mengatasi beban ganda perempuan.
Meskipun kajian-kajian telah membahas tentang kompleksitas persoalan ini, masih terdapat kesenjangan dalam menerapkan solusi. Strategi yang dikembangkan umumnya terbatas pada coping mechanism berbasis pribadi dan belum mencerminkan transformasi struktural terhadap nilai-nilai patriarkal yang mengakar. Oleh karena itu, artikel ini berfokus untuk menganalisis strategi-strategi yang digunakan oleh perempuan dalam menghadapi peran ganda, sekaligus mengkritisi sistem sosial yang memperkuat ketimpangan gender.
Tujuan utama artikel ini adalah memberikan pemahaman yang luas tentang strategi yang mengatasi beban ganda pada perempuan. Artikel ini juga bertujuan untuk memberikan kesadaran tentang pentingnya kebijakan dan dukungan suatu institusi dalam menciptakan keadilan peran gender. Secara teoretis, artikel ini memberikan kontribusi terhadap wacana sosiologi keluarga dan gender; secara praktis, memberikan rekomendasi strategis bagi individu, institusi, dan pembuat kebijakan.