Lihat ke Halaman Asli

rh

UB

Studi Penguatan Kopi Robusta: Strategi Pengembangan Rantai Pasok

Diperbarui: 22 Juli 2025   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kopi robusta telah lama menjadi komoditas unggulan masyarakat petani di Jawa Timur, khususnya di wilayah Kabupaten Malang, Blitar, dan Kediri. Di tengah perannya sebagai tulang punggung ekonomi desa, sektor ini masih menghadapi tantangan mendasar. Sebagian besar petani belum memahami sistem rantai pasok secara utuh. Aktivitas mereka terbatas pada budidaya dan penjualan hasil panen, tanpa pengetahuan tentang bagaimana kopi mereka diproses, dinilai kualitasnya, atau dipasarkan lebih lanjut.

Keterbatasan ini menyebabkan lemahnya posisi tawar petani, rendahnya efisiensi, serta minimnya nilai tambah. Padahal, dengan pendekatan sistemik dan peningkatan kapasitas, kopi rakyat bisa menjadi instrumen pengungkit kesejahteraan, terutama di wilayah yang menghadapi kemiskinan ekstrem.

Salah satu pendekatan berbasis riset dilakukan di Kelompok Tani Harapan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Di lokasi ini, mahasiswa melakukan beberapa studi penelitian, salah satunya mengenai pengembangan kinerja rantai pasok kopi berbasis kerangka Green Supply Chain Operation References. Studi ini bertujuan merumuskan langkah-langkah perbaikan yang dapat meningkatkan kinerja kelompok tani dalam seluruh proses rantai pasok. Proses ini mencakup analisis terhadap lima elemen aktivitas  utama: perencanaan (plan), pengadaan (source), produksi (make), distribusi (deliver), dan pengelolaan limbah (return).

Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan melalui pengukuran kinerja, dirumuskan eberapa usulan perbaikan yang meliputi:

  1. Penerapan sistem produksi bersih dengan fermentasi basah terkendali dan sanitasi alat yang memadai.

  2. Penyusunan SOP pengolahan dan penyimpanan untuk menjaga mutu dan memperpanjang masa simpan green bean.

  3. Pelatihan pencatatan usaha dan perencanaan keuangan agar kelompok tani mampu memproyeksikan produksi dan kebutuhan bahan.

  4. Pemanfaatan limbah hasil pengolahan menjadi kompos dan bioekstrak untuk menekan limbah dan menambah nilai ekonomi.

  5. Pembukaan akses distribusi alternatif, termasuk eksplorasi pasar digital dan koneksi dengan pembeli di luar daerah.


Melalui strategi ini, diharapkan produktivitas dan mutu hasil kopi robusta dapat ditingkatkan, sementara beban lingkungan dan ekonomi dapat ditekan. Lebih jauh, penguatan posisi kelompok tani dalam rantai pasok diharapkan dapat membuka akses pasar yang lebih adil dan mengurangi ketergantungan terhadap perantara tengkulak.

Transformasi dan pengembangan kemampuan komunitas  membutuhkan perubahan cara pandang pelaksana. Ketika petani mampu memahami peran mereka dalam rantai pasok dan mendapatkan dukungan untuk menguatkan posisi tersebut, maka pengembangan pertanian tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga membuka jalan bagi kesejahteraan yang lebih merata dan berkelanjutan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline