"Baik, cukup sekian penjelasan dari bapak pada kuliah ekonomi mikro hari ini. Kira-kira saudara-saudara apakah ada pertanyaan terkait materi hari ini? Silahkan ditanyakan ya."
Terus salah satu temen nyeletuk, "Eh kamu paham enggak materi yang disampaikan oleh bapak itu? Bingung loh aku dengerinnya. Mana ada istilah isocost, isoquant, deadweight loss, apalagi ini istilah itu, bener-bener deh aku gapaham sama sekali." (Sambil garuk-garuk kepala)
"Iya nih, sama tau aku pun juga gapaham sama sekali loh pas kuliah tadi bapaknya jelasin materi hari ini. Mana pakai kurva lagi itu penjelasannya. Pusing kali lah bisa jawab gak ya nanti aku ujian sama bapak ini."
Pernah tidak sih kalian punya temen yang pinter banget. Nah, saking pinternya, saat dia menjelaskan sesuatu ternyata penjelasannya ribet dan tidak sampai masuk ke otak si penerima informasi karena berputar-putar dan tidak ada jeda apalagi titik komanya. Bikin gagal paham gitu istilahnya.
Ataupun misalnya dalam sebuah kuliah ada dosen yang gelarnya sudah profesor ketika beliau menjelaskan sebuah materi tapi kerap kali menggunakan istilah akademis yang kitanya sendiri sebagai orang awam susah untuk menangkap maksud penjelasannya?
Sepertinya hal ini mungkin sering terjadi dalam hidup kalian. Saya rasa kalian juga tidak sadar jika hal ini terjadi pada kalian dalam suatu aktivitas keseharian.
Ternyata hal ini merupakan hal yang biasa dan lumrah terjadi di dunia apapun. Baik di dunia akademis, sekolah, maupun kehidupan rumah tangga juga bisa terjadi teman-teman.
Loh kok bisa? Iya memang bisa dan biasa terjadi di kehidupan kita. Terkadang mungkin kita juga bisa luput akan hal itu.
Dalam dunia psikologi, hal seperti ini telah dibuktikan oleh sebuah fenomena unik yang dinamakan curse of knowledge atau kutukan pengetahuan.
Lalu kira-kira apa itu fenomena curse of knowledge? Mari kita simak penjelasannya.