Lihat ke Halaman Asli

Hedonisme Gen Z: Antara Gaya Hidup atau Pelarian dari Tekanan ?

Diperbarui: 5 Oktober 2025   07:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Dunia Serba Cepat, Gaya Hidup Serba Instan

Generasi Z, yang lahir di era digital dan tumbuh bersama media sosial, seringkali dicap sebagai generasi yang "hedonis." Nongkrong di kafe estetik, update outfit of the day, traveling buat konten, sampai rela begadang demi konser atau promo belanja online. Tapi, apakah semua itu benar-benar karena mereka konsumtif? Atau ada hal lain yang lebih dalam?

Hedonisme: Sekadar Tren atau Kebutuhan Eksistensi?

Bagi banyak Gen Z, menikmati hidup bukan cuma soal foya-foya. Ini soal eksistensi.
Media sosial membuat semua orang bisa "melihat" kehidupan orang lain --- dan di situlah muncul dorongan untuk terlihat bahagia, produktif, dan fashionable. Kadang bukan karena ingin pamer, tapi karena ingin diakui.

Bagi sebagian anak muda, memanjakan diri adalah bentuk reward setelah berjuang menghadapi tugas kuliah, tekanan keluarga, atau burnout kerja. Jadi, hedonisme bukan sekadar gaya hidup, tapi cara bertahan dari tekanan mental dan sosial.

Realita: Ketika Self-Care Berubah Jadi Overspending

Masalahnya, batas antara self-care dan hedonism sering kabur.
Awalnya cuma "beli kopi biar semangat", lama-lama jadi "tiap hari harus ngopi biar tenang."
Awalnya "healing ke pantai", tapi berakhir dengan tagihan paylater menumpuk.

Hedonisme modern versi Gen Z kadang terselip dalam kalimat pembenaran seperti "kita hidup cuma sekali" atau "aku butuh healing." Padahal, kalau terlalu sering jadi kebiasaan, bisa bikin dompet tipis dan mental makin stres.

Tekanan Sosial: Semua Harus Terlihat Bahagia

Fenomena "harus bahagia" di media sosial juga jadi pemicu utama.
Gen Z tumbuh di dunia yang menilai segalanya dari likes dan views.
Kalau nggak punya cerita liburan, outfit keren, atau tempat nongkrong baru, bisa-bisa dianggap "kurang gaul." Padahal di balik unggahan estetik itu, banyak juga yang diam-diam berjuang menahan stres, cemas, bahkan lelah secara mental.

Bijak Menikmati Hidup

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline