Lihat ke Halaman Asli

REFLEKSI DIRI

Renungkan dan Rasakan. Intisari kehidupan ada di dalamnya.

Pulang, Jujur Bukan Ku Tak Ingin

Diperbarui: 9 Desember 2020   17:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Dokumen Pribadi

Ulasan ini aku tuliskan berdasarkan kisah temanku dan keresahannya tentang pandangan orang-orang terhadapnya. Jadi aku mulai saja menceraikannya.

Aku selalu merasa dilema dan kebingungan, saat mereka menyangka dan berspekulasi, bahwa aku seakan sudah lupa jalan untuk pulang. Sungguh kalian belum tau banyak tentangku, belum mengenalku, jadi kalian bisa mengatakan dan berpikiran seperti itu.

Jika kalian tau rasanya rindu akan suasana rumah, suasana kekeluargaan yang lekat dalam benak. Aku sama seperti kalian, aku juga merasakan demikian. Kerinduan yang mendalam, yang bahkan kalian tidak mengetahui dalamnya seperti apa. 

Ketika ku kecil, aku mendapatkan perlakuan kasih sayang dan didikan sangat baik dari orangtuaku dan orang-orang yang sayang padaku. Dan perasaan itu masih melekat hingga sekarang. Bahkan kini, ibuku masih menanyakan kapan aku punya waktu luang dan dapat pulang ke rumah.

Jujur, pulang menjadi kata yang kutunggu-tunggu dan aku inginkan sejak dulu. Kulakukan semua ini untuk mereka, meski harus memaksakan diri dan menahan segala ego di hati. Tapi ku yakin, jika aku pulang hari ini, mungkin aku akan menyesal karena belum sempurna untuk membahagiakan mereka. Meski mereka tak memaksakan kesempurnaan dariku, dan akan selalu menerimaku apapun yang menimpaku.

Tapi, aku tak ingin segala usaha, daya dan upaya yang telah aku perjuangkan ini, hilang sia-sia dariku. Mereka sudah berusaha keras untuk membuatku sekuat sekarang, aku harus lebih kuat dalam berjuang untuk membuat mereka bahagia. Meski kutahu, apapun yang ku lakukan, tidak akan cukup untuk membalas semua kebaikan yang telah dilakukan.

Aku harap, mereka selalu dalam lindunganNya, yang sedang bersamaku di dunia, ataupun yang sedang bersamaNya di sana. Saat ku merasa dunia tak bersahabat denganku, aku selalu mengingat perjuangan mereka yang tak pernah ada kata mengeluh di dalamnya. Dalam memperjuangkan dan memastikan hidup layak anak-anaknya.

Penulis: Pujangga

Editor: Fuji




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline