Lihat ke Halaman Asli

Reni Anggraeni

Communication Studies '21

Toxic Productivity di Tengah Mahasiswa Ambis!

Diperbarui: 29 September 2022   08:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koreatimes.com

Banyak mahasiswa yang berlomba-lomba ingin mencapai banyak hal dalam masa perkuliahan, hal inilah yang memicu mindset bahwa menjadi mahasiswa harus bisa dalam berbagai hal, tetapi tanpa disadari apa yang  dilakukan secara berlebihan apalagi sudah melebihi kapasitas diri, inilah yang membuat mahasiswa ambis terjebak dalam lingkungan toxic productivity.  

Toxic productivity sendiri merupakan keinginan untuk terus menjadi produktif, yang dilakukan secara berlebihan. Seperti mengikuti berbagai organisasi kemahasiswaan di kampus, mengikuti kegiatan lain diluar kampus seperti aksi relawan, bahkan magang sekaligus. 

Padahal aktivitas yang berlebihan dapat berakibat burnout bahkan stress berat, sebab orang dengan toxic productivity cenderung ingin terus produktif setiap saat dan akan merasa bersalah jika tidak melakukan apa-apa, hal ini juga yang menyebabkan mahasiswa merasa tidak akan puas terhadap pekerjaan yang dilakukan. Dan perlu diingat bahwa produktif itu bukan tentang kuantitas melainkan kualitas.

Ada beberapa hal yang perlu perhatikan bagi mahasiswa untuk menghindari toxic productivity, seperti memahami konsep life balance yaitu dengan menciptakan keseimbangan dalam hidup  seperti jika sudah merasa lelah maka berhentilah sejenak. Kemudian menanamkan ekspektasi realistis yaitu tahu akan batas kemampuan diri, dan menentukan prioritas apa yang hendak dilakukan agar produktivitas yang dilakukan tidak menjadi toxic productivity. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline