Lihat ke Halaman Asli

Rebecca AlmaTheodora

Mahasiswa Hubungan Internasional UPNVY

Upaya Damai Putin Ditolak Oleh Zelensky

Diperbarui: 7 Oktober 2022   08:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

gambar: news.detik.com

Sudah tujuh bulan lebih Perang antara Rusia dan Ukraina bergulir dan belum kunjung terselesaikan hingga hari ini. Sejak tanggal 24 Februari 2022, dimana Rusia mulai melakukan invasi ke Ukraina, sejak saat itu pula dinamika hubungan kedua negara ini terus memanas. 

Meski tindakan yang dilakukan oleh Rusia diklaim sebagai upaya pertahanan negara dari ancaman yang dimungkinkan muncul ketika Ukraina bergabung dengan NATO, namun tindakan Rusia ini tetap mendapatkan kecaman dari banyak negara di seluruh dunia. 

Hal ini semakin diperparah dengan tewasnya 5.587 warga sipil, sesuai dengan yang dilaporkan oleh PBB, dan tentunya juga semakin memperburuk hubungan Barat dengan Rusia yang memang sudah buruk sejak era Perang Dingin. Tidak hanya itu, perang antara kedua negara ini juga berperan dalam jatuhnya perekonomian global dalam suatu jurang inflasi. Untuk itu Rusia, dalam hal ini khususnya Putin, telah berupaya menempuh berbagai jalan untuk dapat mengakhiri perang ini, baik itu jalan damai maupun jalan militer. Kendati demikian cara-cara tersebut belum ada yang membuahkan hasil positif hingga saat ini.

Pada faktanya sejak seminggu perang ini berlangsung, baik Rusia maupun Ukraina telah mengadakan pertemuan untuk bernegosiasi mengakhiri perang ini. Pertemuan yang dilakukan di perbatasan Ukraina-Belarusia ini sayangnya belum bisa menemukan suatu titik temu di antara kepentingan kedua negara. Dimana dalam proses negosiasi tersebut Ukraina menuntut Rusia untuk melakukan gencatan senjata, namun Rusia jelas menolak hal tersebut. Perundingan kedua pun tetap tidak menghasilkan keputusan yang berarti, dimana Rusia tetap menolak untuk melakukan gencatan senjata sehingga perang tetap bergulir.

Selama tujuh bulan lebih perang ini bergulir, Putin tak kunjung menarik pasukan bersenjatanya dari Ukraina meskipun beberapa pasukannya telah didorong mundur secara paksa oleh Ukraina. Putin yang memang memiliki kepentingan agar Ukraina tidak bergabung dengan Uni Eropa maupun NATO karena dianggap akan mengancam keamanan dari Rusia itu sendiri, tidak akan mundur begitu saja apabila kepentingannya belum tercapai. Ditambah hingga saat ini belum ada deklarasi resmi dari Ukraina bahwa mereka tidak akan bergabung dengan NATO maupun Uni Eropa.

Meskipun demikian, sejak pasukan Rusia terpukul mundur oleh pasukan Ukraina, Putin menyuarakan jalan damai dan meminta Ukraina untuk menghentikan aktivitas militernya terhadap Rusia. Namun sayangnya Presiden Ukraina, Volodymyr Oleksandrovych Zelensky, menolak mentah-mentah upaya negosiasi yang diajukan oleh Rusia. Zelensky dalam hal ini menganggap bahwa tidak akan ada pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia selama Vladimir Putin tetap menjadi pemimpin Rusia. 

Sementara itu dari sisi Putin, disaat bertemu dengan Perdana Menteri India, Narendra Modi, Ia menegaskan bahwa akan mengupayakan segala hal untuk dapat mengakhiri perang ini. Putin mengatakan kepada Modi "Saya tau posisi anda dalam konflik Ukraina ini, serta kekhawatiran yang terus menerus anda ucapkan. Kami akan melakukan apapun untuk dapat menghentikan perang ini secepatnya. 

Hanya saja, sayangnya, pihak lawan, yang mana merupakan pemimpin Ukraina, mengumumkan penolakan terhadap proses negosiasi dan menyatakan bahwa mereka ingin mencapai tujuannya dengan cara militer, seperti yang mereka katakan saat berada di medan perang"

Sebenarnya penolakan upaya pembicaraan damai oleh Ukraina ini juga dipicu dengan adanya referendum di empat wilayah Ukraina yang menyatakan ingin bergabung dengan Rusia, dimana referendum itu diduga merupakan referendum palsu yang dibuat oleh Rusia agar dapat "mencaplok" wilayah-wilayah di Ukraina. 

Peringatan terkait dengan penolakan upaya negosiasi ini telah disampaikan oleh Zelensky sejak awal bulan Agustus lalu, namun Putin tetap tidak bergeming. Seperti dikutip India Today Zelensky mengungkapkan bahwa "apabila penjajah melanjutkan jalan pseudo-referendums, maka kami akan menutup sendiri setiap kesempatan pembicaraan dengan Ukraina dan dunia luar, yang jelas akan dibutuhkan oleh pihak Rusia di beberapa titik."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline