Lihat ke Halaman Asli

La Ode Muh Rauda AU Manarfa

Dosen Sosiologi Universitas Dayanu Ikhsanuddin

Mikrokosmos Manusia dalam Hukum Asumsi

Diperbarui: 25 Februari 2024   18:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Manusia merupakan makhluk yang multidimensi, memiliki berbagai sisi dengan fungsinya masing-masing. Manusia merupakan ciptaan yang unik dengan anugerah potensi yang sangat luar biasa, berkemampuan alami yang digunakan mengendalikan alam semesta melalui skala terbatas dengan keteraturan yang sedemikain rupa berbaur bersama manusia-manusia lainnya dalam ruang dan waktu yang sama.

Terdapat beberapa hukum pikiran manusia yang bila dipraktekan dapat mewujud menjadi kenyataan, tentunya hukum ini berada dalam kawasan gagasan menjadi realitas yang terus didengungkan sehingga menciptakan resonansi gelombang pikiran penarik terciptanya kondisi sesuai vibrasi yang rutin dipancarkan.

Namanya adalah hukum asumsi, di dalam agama Islam ia dikenal dengan Hakul Yakin atau keyakinan dengan tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya. Keyakinan seperti ini demikian dahsyat sehingga mampu membelah gunung bagi orang yang memilikinya, mampu membuat anak bodoh dan dungu menjadi juara olimpiade sains hingga menjadi penemu, mampu membuat seorang anak yang nakal menjadi soleh lagi berbakti kepada orang tuanya.

Keyakinan dengan maqam yang tidak terjangkau oleh orang yang suka ragu-ragu ini telah menjadi senjata utama kesuksesan orang-orang di dalam kehidupannya, doa dari orang yang memiliki keyakinan tidak tergoyahkan ini menjadi obat yang mujarab dalam memberikan perasaan tenang bagi yang menginginkannya. Demikianlah hukum asumsi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline