Lihat ke Halaman Asli

La Ode Muh Rauda AU Manarfa

Dosen Sosiologi Universitas Dayanu Ikhsanuddin

Mobil Listrik di Indonesia, Siapa Punya Mau?

Diperbarui: 23 Januari 2024   17:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Keberadaan mobil listrik di Indonesia merupakan respon terhadap kemajuan teknologi. Teknologi transportasi hari ini telah berubah, dari yang tadinya menggunakan bahan bakar minyak seperti solar maupun bensin, kini sudah mengadaptasi listrik sebagai sumber daya penggerak mesinnya. 

Kehadiran mobil listrik oleh sejumlah kalangan digadang-gadang menjadi solusi atas permasalahan polusi undara di jalan raya, di mana kendaraan bermotor memberi sumbangan sekian persen dari porsi polusi yang mengotori lingkungan sekitar. Olehnya pemerintah memberikan apresiasi bahkan karpet merah berupa potongan harga kepada masyarakat yang mau membeli kendaraan listrik.

Anomali terjadi, kendaraan listrik sangat bergantung kepada listrik yang diperoleh dari pengisian daya listrik PLN. PLN sendiri dalam mendistribusikan energi listriknya bersumber dari mesin-mesin yang ditenagai dari solar yang tentu saja mesin-mesin tersebut kembali menghasilkan polusi. 

Dengan kondisi demikian, apa iya mobil listrik benar-benar menjadi solusi atas permasalahan solusi udara di Indonesia ?. Kenyataannya tidaklah demikian, karena fenomena yang tersaji di lapangan memperlihatkan bahwa polusi bukannya berkurang tetapi berpindah dari yang tadinya memenuhi jalan raya menjadi meningkat konsentrasi serta volumenya pada daerah lain yang menjadi tempat mesin pembangkit listrik beroperasi.

Mobil listrik di Indonesia siapa punya mau ?. Bila kita mengikuti perkembangan informasi dalam beberapa bulan terakhir terungkap bahwa mobil listrik dipaksakan di Indonesia adalah kemauan seorang pemimpin di negara ini, dengan alasan klise akhirnya memuluskan kebijakan yang sedikit memaksakan kehadirannya seolah-olah menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat.

Belum lagi belum siapnya manufaktur baterai di Indonesia kian meningkatkan biaya penggantian baterai mobil listrik bila benar-benar secara luas dioperasikan di Indonesia, karena teknologinya yang rumit, pengelolaan limbah baterainya yang tergolong limbah B3, komponen bahan bakunya yang sangat mahal, yang kesemua hal tersebut bermuara kepada keuntungan bagi pengusaha yang menghadirkan mobil listrik di Indonesia.

Kembali lagi kepada judul sekaligus pertanyaan, jadi Mobil Listrik di Indonesia siapa punya mau ?, Ya tentu saja jawabannya selain mereka yang mampu membeli mobil juga kemauan mereka yang ingin mengambil keuntungan sebesar-besarnya melalui waham ramah lingkungan.

Dengan semua penjelasan ini, apakah anda masih memiliki keinginan membeli mobil listrik ? Bila anda memiliki pendapat lain silahkan tinggalkan komentar anda. Terima kasih.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline