Lihat ke Halaman Asli

Menengok Indahnya Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah Batam

Diperbarui: 8 April 2023   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto dok. pribadi

Pertama kali mengunjungi masjid ini, ingatan saya kembali pada peletakan batu pertama kalinya pada 2017. Waktu itu, ramai sekali yang datang, dihadiri pula Alm. Ust Arifin Ilham sebagai penceramah. Pembangunan masjid ini pun saya saksikan tiap hari, karena jarak dari rumah selalu melewati pembangunan masjid ini.Sekarang, bangunan religi yang dinamai dengan Masjid Sultan Mahmud Riayat Syah ini telah berdiri. Sultan Mahmud Riayat Syah atau Sultan Mahmud Syah III Yang Dipertuan Besar Johor-Pahang-Riau-Lingga ke-15 memerintah 1770-1811.

dok. pribadi

Sultan Mahmud Syah III diangkat menjadi raja saat usia 14 tahun, usia yang cukup muda. Ia menggantikan kakaknya yang bernama Ahmad Riayat Syah (1752-1770)Semasa hidupnya, sang Sultan pernah menikahi beberapa perempuan. Dari istri pertama Engku Puteh, tak memiliki keturunan. Dari istri kedua Encik Makoh lahirlah Hussain Syah. Istri ketiga Encik Mariam lahir Abdul Rahmah Muazzam Syah. Dan yang terakhir Raja Hamidah (Engku Puteri) lahir seorang anak perempuan, konon, Pulau Penyengat dijadikan sebagai maskawinnya oleh Sultan.Sedikit cerita, Tatkala Sultan Mahmud Syah III mangkat pada 1811 atau 1812 (menurut versi lain). 

Pewaris terkuat jatuh pada Hussain, putra sulung Sultan. Namun, saat itu ia sedang di Pahang. Menurut adat istiadat Istana, pengganti dari Sultan harus berada di sisi Sultan ketika mangkat.Tetapi di lain pihak, Yang Dipertuan Muda, Raja Ja'far melantik saudaranya yang lebih muda, yakni Abdul Rahmah Syah sebagai Sultan. Kubu Abdul Rahman didukung oleh tokoh Bugis, YDM Raja Ja'far dan Belanda. Sedangkan Hussain didukung Engku Putri Hamidah, beberapa temenggung dan raja-raja Melayu serta Inggris

Inggris mendukung Tengku Hussain karena ingin membentuk pelabuhan baru di selat Malaka yaitu pulau tumasik (sekarang Singapura) sedangkan pulau itu dibawah kesultanan Johor.

Siasat Inggris pun berhasil. Perjanjian terjadi 6 Februari 1819, nama Tumasik berubah menjadi Singapura

Kemudian karena Traktat London yang disepakati Inggris-Belanda pada 1824. kesultanan Johor-Riau terbagi menjadi dua, Johor dengan Sultan Hussein di Singapura sedangkan Sultan Abdul Rahman berkedudukan di Daik, Lingga

dok. pribadi

Nama Sultan Mahmud Riayat Syah diabadikan secara resmi menjadi nama masjid terbesar se-Sumatera ini. Masjid ini memiliki bangunan yang mengadopsi perpaduan Arab dan Melayu. Pada halaman belakang terlihat payung-payung raksasa yang mirip dengan Masjid Nabawi, Madinah. 

dok. pribadi

Apabila anda berkesempatan untuk berkunjung ke Batam, tak salah sekadar mampir ke Masjid Sultan sebagai alternatif wisata religi di Batam. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline