Lihat ke Halaman Asli

Wiselovehope

Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

Pernikahan Retak Bukan Tanpa Sebab...

Diperbarui: 28 Desember 2020   08:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dari freepik.com

Mengapa ada pasangan suami istri yang tampak akur walau sudah puluhan tahun bersama, sementara ada yang dalam 1-2 tahun saja bahtera pernikahan mereka sudah berada di ambang karam?

Bukan cuma masalah 'tak berjodoh' atau ketidakhadiran keturunan seperti yang sering disangkakan orang. Ada beberapa faktor lain penyebab retaknya pernikahan yang mungkin luput dari pasangan Anda atau diri Anda sendiri:

1. Selalu menganggap pernikahan adalah 'sekolah' yang berfungsi mengubah salah satu dari Anda ke arah yang lebih baik. Lidah bule memiliki idiom 'my better half' untuk menunjukkan 'itu pasangan saya' namun pasangan Anda jangan selalu dianggap 'sudah pasti harus lebih baik'.

Fungsi pernikahan bukan untuk mengubah kepribadian seseorang, namun untuk melengkapi kekurangan masing-masing.

2. Kurang memperhatikan kebutuhan 'me time' masing-masing. Tidak selamanya Anda harus berdua kemana-mana, sibuk foto mesra, pamer 'Public Display Affection' atau memamerkan betapa serasinya Anda. Sangat banyak pasangan yang tampak mesra entah di Instagram atau Facebook, ujung-ujungnya malah berakhir dengan kepahitan. Lebih baik sediakan dan hormatilah 'waktu bersendiri' namun jangan lupakan juga  sediakan waktu berkualitas bersama-sama.

3. Ucapan yang kurang dijaga. Kadang terucap kata 'cerai' atau talak, berpisah dan sebagainya. Kata-kata demikian memberi nilai/pukulan negatif sangat besar dalam hubungan Anda, sehingga ada baiknya jangan pernah sekali-sekali diucapkan!

Pernikahan bukan hanya kolaborasi reproduksi saja, bukan untuk mendapatkan keturunan saja, namun juga untuk saling menjaga, menghormati dan mensyukuri satu sama lain.

Sehingga sebelum memutuskan akan menikah atau tidak, kadang dibutuhkan waktu lebih lama. Pacaran terlalu singkat, pendapat pribadi saya, memang kurang baik untuk dilakukan, karena dalam pernikahan akan sangat berbeda praktiknya

Jadi ungkapan 'menikah dulu baru pacaran' artinya bukan 'menikah duluanlah, resmi dahululah, pendekatan/perasaan bisa tumbuh belakangan'. Namun lebih kepada 'tetap mesra bahkan lebih suka, sayang dan cinta.'




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline