Lihat ke Halaman Asli

Rakhmasari Kurnianingtyas

Mencoba melukis cerita lewat aksara

Arti Boleh Mudik bagi Porter Stasiun

Diperbarui: 8 April 2022   13:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Porter Stasiun (Foto : archive.netralnews.com)

Bulan Ramadan yang dijalani dengan ibadah puasa sebulan penuh akan memberikan nuansa yang berbeda-beda bagi setiap orang. Segala pernik-pernik dari mulai rutinitas, tradisi dan kebiasaan telah menyatu dalam keseharian umat muslim. Mulai dari makan sahur, menjalankan puasa seharian, sampai dengan saatnya berbuka puasa.

Aktivitas sahur diwarnai dengan sekelompok orang yang berkeliling sambil membawa aneka macam bebunyian untuk membangunkan orang. Dan saat menjelang imsak juga ada penanda. Biasanya sirine dari masjid atau sekedar halo-halo kalau waktu sahur sudah mau habis.

Kali ini saya mendengar irama penanda imsak yang berbeda dari masjid dekat rumah. Bukan pengumuman atau sirine, tapi suara ting tong ting tong seperti pengumuman di stasiun kereta api. Unik dan memberi nuansa yang berbeda.

Suara musik pengumuman dari stasiun kereta api membawa ingatan sesaat ke suasana stasiun. Apalagi Presiden Jokowi baru saja mengumumkan Peraturan Pemerintah tentang Cuti Lebaran dan diperbolehkannya mudik ke kampung halaman. Maka mendengar nada yang khas itu sangat pas.

Sudah 2 tahun kita tidak melakukan aktivitas mudik. Biasanya stasiun kereta api adalah salah satu tempat yang ramai sebagai pusat pergerakan manusia. Jutaan orang dengan bawaan yang beragam memanfaatkan kereta api sebagai sarana transportasi yang dirasa lebih nyaman.

Untuk tahun ini sepertinya agak spesial karena Menteri Perhubungan Budi Karya meminta PT KAI untuk menyediakan gerbong khusus motor gratis bagi para pemudik Lebaran 2022, seperti dimuat dalam motorplus-online.com

Tentu saja kabar ini disambut gembira oleh pemudik yang sejak dulu memanfaatkan jasa kereta api untuk membawa sepeda motornya ke kampung halaman. Sepeda motor masih menjadi idola sebagai sarana mobilitas yang lebih fleksibel di kampung.

Bicara tentang stasiun kereta api juga ingatan saya langsung tertuju kepada para porter. Mereka adalah orang-orang yang terdampak langsung pandemi kemarin. Mobilitas orang yang sangat berkurang dan kebijakan larangan mudik membuat stasiun sempat tak bernyawa.

Mereka para pekerja yang mengandalkan penghasilan dari menjual jasa kepada penumpang otomatis libur juga. Tidak ada yang bisa diharapkan. Kalaupun ada orang yang bepergian, itu sangat sedikit dan biasanya tanpa barang bawaan yang mengharuskan mereka meminta bantuan porter.

Porter adalah tenaga kerja lepas. Mereka tidak mendapat gaji tetap karena bukan pegawai yang direkrut oleh PT KAI. Mereka adalah orang-orang yang diijinkan untuk mencari nafkah di area stasiun. Dengan seragam yang mereka jahit sendiri, mereka berusaha untuk bisa bertahan dengan keadaan yang seadanya.

Persaingan para porter ini ketat. Mereka akan berlarian mengejar kereta api yang melambat masuk ke area stasiun tujuan akhir. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline